SERANG – Tanaman padi yang terserang hama wereng batang cokelat (WBC) di Kabupaten Serang bertambah. Per Juli ini, WBC sudah menyerang padi di sawah seluas 345 hektare. Sebelumnya, data per Juni WBC menyerang 217 hektare sawah. Artinya, hama WBC menyerang 128 hektare sawah dalam jangka waktu satu bulan.
Kepala Dinas Pertanian Dadang Hermawan menyatakan, padi yang terkena serangan WBC per Juli mencapai 345 hektare dari luas padi yang ditanam 38.172 hektare musim ini. Meliputi kategori serangan ringan 253 hektare, sedang 51 hektare, dan berat 41 hektare. “Kalau yang puso, nihil. Di lapangan, sebelum status puso terkena serangan berat dulu. Kalau yang terancam, sudah 2.301 hektare,” ungkap Dadang melalui sambungan telepon seluler, Minggu (30/7).
Selain sawah yang sudah dipastikan puso, kata Dadang, padinya masih bisa dipanen. Namun, produktivitasnya menurun. Area pertanian yang terserang WBC kemungkinan terus meluas. Terbukti, sudah banyak petani di wilayah Serang Utara yang meminta bantuan pengendalian hama. Untuk petani yang sawahnya puso, dipastikan Dadang, akan mendapat penggantian benih padi, kecuali petani yang sudah terdaftar di asuransi usaha tani padi (AUTP). “Petani yang masuk program AUTP kan sudah dapat asuransi dari PT Jasindo sebesar Rp 6 juta per hektare,” terangnya. Dadang menambahkan, petani mulai membuka akses pertanian jagung memanfaatkan lahan di hutan seluas 30 hektare untuk menghindari kerugian akibat serangan hama.
Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian Kabupaten Serang Zaldi Dhuhana membenarkan, status sawah yang terkena serangan hama WBC bertambah. Bahkan, sebagian sawah yang statusnya terkena serangan ringan beralih menjadi status berat. “Sudah ada yang puso, cuma jumlah pastinya lupa. Kalau yang sawahnya sudah dipastikan status puso, bantuan benih segera kita drop,” tegasnya.
Ketika kelompok tani yang sawah anggotanya terkena puso meminta benih, kata Zaldi, pihaknya menyediakan benih jenis inpari yang tahan terhadap serangan WBC. “Kalau petani masih ingin benih Ciherang, berarti harus menunggu. Bantuan benih untuk petani yang belum terdaftar di AUTP. Sekarang sawah yang sudah terdaftar di AUTP baru 4.000 hektare dari target 8.000 hektare sawah,” tandasnya. (Nizar S/RBG)