SERANG – Puluhan wartawan di Provinsi Banten melakukan unjuk rasa di alun-alun Kota Serang dan di depan kantor Polres Serang Kota. Unjuk rasa tersebut buntut dari pemukulan oknum polisi terhadap wartawan media cetak Banten Pos saat unjuk rasa di depan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten kemarin, Jumat (20/10).
Dalam orasinya, koordinator aksi Teguh Mahardika mengungkapkan, aksi kekerasan terhadap awak media saat melakukan tugas peliputan tidak bisa dibenarkan. Terlebih awak media sudah menunjukan kartu identitasnya.
“Tapi nyatanya terjadi, wartawan yang sedang meliput tetap dipukul, ditendang meski sudah menunjukan id card pers,” kata Teguh, Sabtu (21/10).
Menurutnya, propesi wartawan bukan lah propesi hina yang melanggar hukum sehingga layak untuk mendapatkan perlakuan kekerasan.
“Petinggi kepolisian harus melakukan evaluasi karena sebelum kekerasan pada wartawan, oknum polisi pun melakukan kekerasan terhadap siswa SMK di Kota Serang,” ujarnya.
Deni Saprowi, salah satu masa aksi mengatakan, polisi sebagai pelindung masyarakat seharusnya mampu mengayumi bukan malah memberikan contoh buruk dengan melakukan kekerasan.
“Proses rekrutmen di kepolisian perlu dipertanyakan,” ujarnya.
Dalam aksi tersebut ada dua hal yang disampaikan para wartawan, pertama mengecam aksi kekerasan oleh oknum aparat, dan menindak tegas aparat yang bersangkutan.
Untuk diketahui, demo mahasiswa yang berujung ricuh memakan korban awak media surat kabar Banten Pos yang sedang bertugas meliput unjuk rasa yang mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo tersebut.
Panji, menjadi korban amuk oknum polisi yang bertugas mengamankan demo yang berlangsung di depan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten tersebut.
“Lagi mau ngambil foto, digebuk dibelakang, pas nengok langsung diteriakin provokator.. terus diinjak-injak dann dicekek trus dibawa ke mobil yang di DPMSTP Kota Serang,” tutur Panji, Jumat (20/10).
Panji mengaku sudah menunjukan id card pers, namun aksi pemukulan oleh oknum polisi menggunakan tutup wajah tersebut tetap berlanjut.
“Di Mobil udah saya kasih lihat kartu pers saya, habis itu tetap dipukul,” tegas Panji. (Bayu Mulyana/coffeandchococake@gmail.com)