WANASALAM – Erik bin Mail (18), nelayan asal Kampung Tanjungpanto, Desa Muara, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, yang sebelumnya sempat dinyatakan hilang karena digulung ombak pada Kamis (30/11) lalu, ditemukan tewas di Pantai Binuangeun oleh nelayan dan tim search and rescue (SAR) pada, Minggu (3/11) sekira pukul 09.00 WIB. Saat itu jenazah korban langsung dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.
Ketua Koperasi Mina Muara Sejahtera Wading Riana menceritakan, pada Kamis (30/11) lalu, korban sempat berangkat menuju bagang (pondok di tengah laut) miliknya yang ada di Pantai Tanjung Panto. Saat itu dia diantar rekannya bernama Solihin menggunakan perahu diesel, kemudian ditinggal.
Namun, keesokan harinya saat akan dijemput Jumat (1/12) sekira pukul 05.30 WIB, Solihin hanya menemukan jaket dan lampu di atas bagang yang masih menyala. Karena melihat temannya tak ada di tempat, dia pun melaporkan kejadian itu kepada nelayan lain. “Korban diduga diterjang ombak besar karena sudah seminggu gelombang di pesisir pantai cukup tinggi,” kata Wading kepada Radar Banten, kemarin.
Setelah mendengar laporan dari teman korban, lanjut Wading, tim SAR, polisi, anggota TNI, dan nelayan melakukan pencarian. Namun, upaya yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Jasad Erik baru ditemukan pada Minggu (3/12) pagi. Tubuhnya tergeletak di Pantai Binuangeun, dua kilometer dari lokasi korban tenggelam. “Korban tidak memiliki kartu asuransi nelayan. Karenanya, dia hanya mendapatkan bantuan kerohiman dari Koperasi Mina Sejahtera,” jelasnya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Camat Wanasalam Cece Saputra membenarkan, nelayan yang hilang sejak Kamis pekan lalu telah ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Jasad korban langsung dimakamkan oleh pihak keluarganya.
Cece mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat berada di laut karena cuaca ekstrem masih terjadi. “Badai Tropis Siklon Dahlia telah menyebabkan gelombang tinggi dan cuaca ekstrem. Bahkan, di Wanasalam puluhan rumah rusak berat akibat diterjang puting beliung,” katanya. (Mastur/RBG)