SERANG – Status kejadian luar biasa (KLB) wabah infeksi bakteri yang menyerang selaput pada hidung dan tenggorokan atau dikenal dengan nama difteri di Banten telah dicabut. Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Banten Wahidin Halim.
“Sudah, sudah gak ada lagi kan kasusnya juga,” ujar Wahidin Halim saat dikonfirmasi awak media, Rabu (31/1).
Sejak awal tahun 2018, kasus yang ramai dibahas saat menjelang akhir tahun 2017 tersebut belum terjadi kembali. Pemprov Banten belum menerima laporan adanya kasus baru terjadi di Banten.
Berdasarkan data dari Dinkes Banten, dalam tiga bulan terakhir hingga 7 Desember 2017, ada 68 kasus dengan jumlah kematian 8 kasus.
Wabah difteri tersebar di Kabupaten Tangerang 25 kasus, Kabupaten Serang 12 kasus, Kota Tangerang 8 kasus, Kabupaten Pandeglang 7 kasus, Kota Serang 8 kasus, Kota Tangerang Selatan 4 kasus, Kabupaten Lebak 3 kasus, dan Kota Cilegon 1 kasus. Sedangkan, untuk kasus yang meninggal di Kabupaten Tangerang 4 orang, Kabupaten Serang 2 orang, Lebak 1 orang, dan Kota Serang 1 orang.
Akibat kasus tersebut Pemprov Banten menjadikan status KLB untuk wabah tersebut. Menyikapi hal tersebut, gerakan outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi difteri dilakukan oleh pemerintah daerah. Dinas Kesehatan Provinsi Banten Banten dan kabupaten/kota saat ini sedang melaksanakan ORI putaran kedua pada Januari 2018 sesuai instruksi Kementerian Kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten Sigit Wardojo sebelumnya menjelaskan, hasil evaluasi pelaksanaan ORI difteri pada putaran pertama Desember kemarin, diketahui Kota Serang paling rendah cakupan imunisasinya.
“Paling rendah itu Kota Serang. Hanya sekitar 50 persen cakupan ORI-nya. Kendalanya, karena bertepatan dengan waktu libur sekolah. Kalau sekarang mudah-mudahan enggak, karena sudah masuk sekolah. Kalau soal vaksin dari kemenkes lancar, distribusi dari kita (pemprov) ke kabupaten/kota juga tidak ada masalah,” ujarnya, Rabu (17/1).
Sigit menjelaskan gerakan ORI di Banten berdampak signifikan terhadap jumlah kasus difteri. Menurutnya, jumlah kasus difteri di Provinsi Banten sendiri saat ini cenderung menurun dibanding November-Desember 2017.
“Banten sudah menurun setelah kita melakukan gerakan ORI. Pasien yang sempat dirawat inap sekarang sudah banyak yang sembuh dan pulang, sekarang tinggal sedikit,” ujar Sigit.
Sayangya, Sigit mengaku belum bisa menyebutkan angka pasti jumlah penurunan kasus yang heboh pada akhir tahun 2017 tersebut. (Bayu Mulyana/coffeandchococake@gmail.com)