PATIA – Sejumlah petani di Kecamatan Patia waswas akibat kerap terjadi hujan yang disertai angin kencang. Karena, biasanya anomali cuaca seperti itu selalu diiringi dengan bencana banjir, yang disebabkan meluapnya Sungai Cilemer.
“Memang saat ini sudah masuk musim tanam. Tetapi, kami risi kalau cuaca seperti ini karena selalu diikuti dengan musibah banjir serta turunnya hama wereng,” kata Sudarna, petani asal Desa Ciawi, Kecamatan Patia, kepada Radar Banten, Selasa (10/4).
Menurut Sudarna, kalau tanaman padi yang baru ditanam terendam banjir lebih dari dua hari, akan total mengalami gagal tanam. “Khawatirnya kalau tanaman baru ditandur ini terendam, akan hanyut terbawa air. Sehingga, petani harus menanam kembali,” katanya.
Selain itu, lanjut Sudarna, jika hujan disertai petir ini sering terjadi, selalu membawa dampak seperti munculnya hama wereng. “Kemudian biasanya kalau cuaca seperti ini, di malam hari angin membawa hama wereng yang harus segera diantisipasi sejak tanam,” katanya.
Sudarna meminta Pemkab Pandeglang melakukan sosialisasi penanganan tanaman padi sehingga dengan kondisi cuaca seperti ini petani tidak merugi. “Bantuannya bisa sosialisasi pengendalian hama dan antisipasi dampak banjir. Seperti bantuan benih dan cara pencegahan hama,” katanya.
Dihubungi melalui telepon seluler, Camat Patia Atang Suhana berjanji akan segera melakukan koordinasi dengan Pemkab khususnya dengan Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Pandeglang. Hal itu, kata dia, agar petani bisa mengantisipasi masalah yang akan terjadi. “Upaya itu penting agar produksi pertanian di wilayah kami tidak merosot,” katanya. (Herman/RBG)