SERANG – Rencana Pemprov Banten membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dinantikan warga Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa. Daerah tersebut minim penerangan listrik dan harus gelap-gelapan pada malam hari.
Warga Pulau Tunda bernama Zaenudin (54) mengatakan, aliran listrik hanya dinikmati warga Pulau Tunda selama empat jam dari pukul 18.00-22.00 WIB. Kondisi itu menghambat aktivitas warga sehari-hari. “Boro-boro siang. Malam juga kita mah gelap-gelapan,” keluh Zaenudin saat ditemui di kediamannya, Kamis (19/4).
Adanya pembangunan PLTS di Pulau Tunda, diakui Zaenudin, belum dirasakan secara maksimal oleh masyarakat. Untuk kebutuhan listrik sehari-hari, warga hanya mengandalkan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) yang mampu bertahan selama tiga jam saja. “PLTS baru bisa dipakai setelah PLTD tidak berfungsi,” tukasnya.
Belum lagi, kata dia, warga masih kesulitan menghidupkan operasional PLTD. Soalnya, warga harus iuran dulu agar PLTD bsia dioperasionalkan. Sementara, kondisi warga Pulau Tunda mayoritas kurang mampu secara ekonomi. “Iurannya memang tidak besar cuma Rp2 ribu sampai Rp5 ribu per dua hari. Tapi, buat warga di sini mah (Pulau Tunda-red) itu cukup berat,” katanya.
Diakui Zaenudin, Pulau Tunda pernah kedatangan salah satu anggota lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang memberikan bantuan penyediaan PLTS mini yang dipasang ke sejumlah rumah warga. Namun, keberadaannya dinilai tidak terlalu signifikan karena PLTS tidak mampu beroperasi maksimal. “Jumlahnya juga enggak banyak, enggak semua rumah kepasang,” ucapnya.
Ia berharap, pemerintah daerah segera merealisasikan pembangunan PLTS di Pulau Tunda. Apalagi, akan menyambut bulan Ramadan. “Mudah-mudahan segera dibangun,” harapnya.
Senada disampaikan Hasyim, tokoh masyarakat Pulau Tunda. Menurut mantan kepala Desa Wargasara ini, pembangunan PLTS bisa memberikan dampak positif untuk warga di kepulauan.
Untuk diketahui, Pemprov Banten tahun ini melakukan penambahan kapasitas PLTS sebesar 50 kilowatt peak (kWp) bagi kebutuhan masyarakat Pulau Tunda. Penambahan dilakukan sesuai alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2018. Penambahan kapasitas PLTS akan dimulai pertengahan Mei.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur Energi dan Ketenagalistrikan pada Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Banten Ari James Faraddy mengatakan, pada 2012 melalui pemerintah pusat sudah terpasang sebesar 25 kWp di Pulau Tunda. Penambahan 50 kWp, kata Ari, mencakup 100 pemanfaat dengan sistem terpusat seperti bantuan sebelumnya dari pihak kementerian.
“Kita bantu masyarakat Pulau Tunda dengan kapasitas 50 kWp. PLTS menambah pemanfaat sebanyak 100. Targetnya fasilitas umum seperti sekolah,” terangnya.
Kata Ari, penduduk Pulau Tunda sekira 440 kepala keluarga (KK). Saat ini aliran listrik baru empat jam. Setelah penambahan kapasitas listrik, dipastikan bisa berfungsi selama 12 jam. (Rifat/RBG)