PULOMERAK – Untuk kesekian kali pemerintah mengimpor beras. Kemarin (5/7), sebanyak 22.500 ton beras impor asal Vietnam masuk melalui Pelabuhan Indah Kiat, Merak, Kota Cilegon. Namun, petugas Balai Karantina Pertanian (BKP) Kelas II Cilegon menemukan sejumlah serangga sehingga perlu diperiksa lebih lanjut sebelum dibongkar.
Temuan serangga dalam ribuan ton beras impor diketahui usai dilakukan pemeriksaan oleh petugas dari BKP Kelas II Cilegon. Sampel pemeriksaan diambil secara acak. Meski serangga dalam kondisi mati, hal itu tetap menjadi perhatian BKP Kelas II Cilegon.
Kepala BKP Kelas II Cilegon, Raden Nurcahyo mengatakan, beras impor asal Vietnam itu mendapat pengawasan dari pihak BKP Kelas II Cilegon untuk mengantisipasi adanya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) yang bisa membahayakan tumbuhan atau manusia.
“Setelah diperiksa, kami tidak menemukan OPTK. Hanya saja ada serangga yang sudah mati. Tapi serangga dalam beras yang sudah mati tidak berbahaya. Serangga yang mati itu merupakan hasil fumigasi dari asalnya di Vietnam,” kata Raden, Kamis (5/7) siang.
Raden menambahkan, setelah dilakukan pemeriksaan dan uji laboratorium oleh BKP Kelas II Cilegon, beras bisa dibongkar dari kapal. Selanjutnya, beras diangkut ke Gudang Bulog Cikande, Kabupaten Serang. “Setelah sampai di Gudang Bulog Cikande, beras kembali kami awasi dan kami minta ke Bulog untuk kembali melakukan fumigasi. Tujuannya untuk memastikan beras aman dari OPTK,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Sub Divre Tangerang Junaedi menyatakan, beras impor asal Vietnam tersebut merupakan pesanan pemerintah pusat. “Beras itu yang pesan Bulog pusat, kita hanya dititipi saja. Sambil nunggu mau disalurkan ke mana oleh Bulog Pusat, sementara beras tersebut disimpan di Gudang Bulog Sub Divre Tangerang yang berada di Cikande, Kabupaten Serang,” ucapnya.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya sudah menyiapkan sekitar 30 unit truk trailer untuk mengangkut beras dari kapal sampai ke Gudang Bulog Cikande. Beras tersebut, rencananya akan didistribusikan ke Jambi dan Riau. “Kalau Banten stok beras masih mencukupi. Distribusi ke Riau dan Jambi via darat,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam penyimpanan di Gudang Bulog, kondisi beras akan dijaga. Sehingga, tidak ada lagi serangga yang bisa merusak kualitas beras. “Dalam gudang pun selalu dalam pengawasan kita dari Bulog maupun dari Karantina,” tutup Junaedi. (Andre AP/RBG)