SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Momen Idul Fitri masih terasa, masyarakat saling bersilaturahmi dan berkumpul dengan sanak saudara.
Seperti yang dilakukan Keluarga Besar Bani Haji Saman di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Keluarga besar ini, rutin melakukan pertemuan setiap momen Idul Fitri.
Haji Saman merupakan tokoh di Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang. Meskipun Haji Saman dan sembilan anak-anaknya sudah meninggal dunia, namun keturunannya masih kompak bersilaturahmi hingga lima generasi.
Silaturahmi keluarga besar ini sudah berjalan selama 11 tahun. Setelah Idul Fitri setiap tahunnya, ratusan anggota keluarga yang berasal dari berbagai daerah berkumpul membentuk suatu acara kekeluargaan.
Cucu Haji Saman, Sam’ani mengatakan, paguyuban ini terdiri dari keturunan Haji Saman dan Hajah Saridah. Silaturahmi diikuti oleh lima generasi keturunan pasangan suami istri tersebut.
“Alhamdulillah setiap tahun kita menggelar acara, untuk menjaga silaturahmi dan persaudaraan keturunan Haji Saman dan Hajah Saridah,” ujar Sam’ani usai menggelar acara Silaturahmi Bani Haji Saman di Kecamatan Cinangka, Sabtu 29 Oktober 2023.
Pejabat di Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Banten ini mengatakan, silaturahmi Bani Haji Saman merupakan momen untuk mempererat persaudaraan antar generasi.
“Pada setiap acara, kita memperkenalkan anak-anak kita, cucu-cucu kita kepada keluarga besar, sehingga tali persaudaraan ini terus berjalan tanpa putus,” ujarnya.
Tak hanya acara formal setelah Idul Fitri, keluarga besar ini juga rutin berkunjung ke saudara yang mengadakan acara atau yang terkena musibah. “Ketika ada saudara kita yang mengundang, kita bersama-sama datang, jadi kalau kekompakan di keluarga kita Alhamdulillah terus berjalan,” ucapnya.
Senada disampaikan Cucu Haji Saman lainnya, Sunariah. Perempuan yang akrab disapa Encun ini mengatakan bahwa modal kekompakan keluarga besarnya yakni dengan menyetarakan semua orang.
Kepala SMKN Padarincang ini mengatakan, meskipun anggota keluarga berasal dari berbagai kalangan, akan tetapi tidak ada perbedaan antara satu dengan yang lainnya. “Kita menyatukan persepsi dalam bingkai kekeluargaan, jadi tidak ada batasan antara kita,” katanya.
Editor: Abdul Rozak