PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang menyebutkan bahwa penyebab tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Pandeglang akibat ibu hamil mengalami eklamsia. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2021 sebanyak 41 orang menjadi yang tertinggi di kabupaten dan kota di Provinsi Banten.
Ibu hamil yang eklamsia ini akan mengalami tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama atau setelah persalinan.
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) pada Dinas Kesehatan Pandeglang, Encep Hermawan, mengatakan AKI tahun 2023, dilaporkan sebanyak sebanyak 13 AKI.
“Dari 13 itu hampir 80 persen atau 90 persen meninggalnya di rumah sakit. Dengan kasus eklamsia,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Kamis, 18 Mei 2023.
Encep menjelaskan, eklamsia itu kejang, luar biasa. Jadi saat eklamsia, seorang ibu hamil atau setelah persalinan akan mengalami kejang luar biasa.
“Eklamsia penyebab kematian Ibu paling banyak di Pandeglang. Kejadiannya disebut mendadak, padahal sebetulnya tidak mendadak, eklamsia itu sebetulnya tidak mendadak bisa diprediksi,” katanya.
Eklamsia bisa diprediksi ketika masa kehamilan. Gejalanya ketika masa kehamilan tensi darahnya itu naik.
“Tekanan darah naik itu harus hati-hati, cuman masalah di Pandeglang saya diskusi dengan dokter ahlinya kenapa meninggal padahal sebetulnya Eklamsia tidak boleh meninggal. Itu terjadi karena biasanya sayang anaknya kemudian dipertahankan,” katanya.
Seharusnya, ketika ibu hamil eklamsia itu obatnya dilahirkan anaknya. Walaupun belum cukup umur anaknya.
“Tapi ini dipertahankan akhirnya rusak semua organ ibunya, jantungnya rusak, ginjalnya rusak, semuanya rusak pada saat sampai di rumah sakit, operasi dia enggak tahan. Akhirnya meninggal dunia,” katanya.
Padahal dokter sudah menyarankan untuk terminasi kehamilan. Yaitu proses tindakan medis untuk mengakhiri masa kehamilan sehingga bayi dilahirkan bukan pada waktunya demi menjaga keselamatan ibunya.
“Namun bumil ingin mempertahankannya. Sehingga karena karena eklamsia membuat ibunya tidak meninggal dan bayinya juga,” katanya.
Penyebab ibu hamil mengalami Eklamsia dikarenakan kecapean, stres dan banyak pikiran. Apalagi ibu hamil yang tua.
“Ibu hamil tak bahagia penyebab Eklamsia. Ibu hamil harus bahagia, jangan sampai kecapean dan stres,” katanya.
Selain eklamsia, penyebab kematian Ibu hamil di Pandeglang karena mengalami pendarahan.
“Pendarahan penyebab kematian ibu tertinggi juga selain eklamsia. Makanya pada saat hamil harus dijaga, disiapkan benar-benar, hamil itu sesuatu yang berbahaya yang harus disiapkan benar-benar,” katanya.
Disiapkan dari mulai hamil bulan pertama sampai terakhir. Minimal enam kali diperiksakan kehamilannya pada pelayanan kesehatan.
“Enam kali itu yang dua kalinya harus USG. Kemudian dari makanannya juga harus terjamin,” katanya.
Seorang ibu hamil diharuskan mengonsumsi makanan bergizi biar anak tumbuh tidak gagal tumbuh. Jadi biar anak juga tidak stunting.
“Karena stunting itu berawal dari kehamilan. Kalau tengah anemia jangan dulu hamil dulu, harus cukup darahnya, tunda dulu hamilnya sampai sehat,” katanya.
Encep mengungkapkan, angka kematian Ibu di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2022 mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2021. Pada tahun 2021 dilaporkan jumlah AKI sebanyak 41 orang sedangkan pada tahun 2022 sebanyak 31 orang.
“Turun 10 orang dari 41 orang menjadi 31 orang. Adapun di tahun 2023, sampai bulan Mei ini Angka Kematian Ibu sudah 13 orang,” katanya.
Reporter: Purnama Irawan
Editor: Aditya