CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID – Hujan mengguyur Kota Cilegon selama beberapa hari terakhir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon mewaspadai bencana.
Kepala BPBD Kota Cilegon Suhendi menjelaskan, dalam mewaspadai benca yang berpotensi terjadi selama musim hujan, pihaknya telah melaksanakan sosialisasi tentang kebencanaan, serta rapat koordinasi dengan stakeholder seperti Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), Dinas Sosial (Dinsos), dan lainnya.
Kemudian, digalakan juga gotong royong tingkat kelurahan, membersihkan sungai, pelatihan tentang kebencanaan pada relawan, simulasi penanggulangan kebencanaan, dan lainnya.
“BPBD pun menginformasikan kondisi cuaca dari BMKG, serta menyiapkan stok logistik,” papar Suhendi, Minggu 7 Januari 2024.
Suhendi mengimbau kepada masyarakat, sehubungan sudah mulai masuk musim penghujan, dihimbau agar masyarakat untuk waspada dan selalu siap siaga untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin puting beliung dan sebagainya.
“Tetap jaga lingkungan, jangan buang sampah ke sungai, melakukan penanaman pohon pada daerah yang rawan lonsor,” papar Suhendi.
Hujan deras selama beberapa hari terakhir terus mengguyur Kota Cilegon. Namun, hingga Minggu 7 Januari 2024 belum ada laporan banjir dari masyarakat.
“Alhamdulillah belum ada laporan bencana dari masyarakat,” ujar Suhendi.
Suhendi berharap tidak terjadi bencana apapun di Kota Cilegon sehingga masyarakat bisa tetap tenang beraktivitas dengan baik seperti biasa.
Sebelumnya, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Cilegon Fathurrohman menjelaskan, setidaknya ada empat potensi bencana yang menjadi ancaman, yakni gempa bumi, tsunami, kegagalan teknologi dan banjir. Namun dari semua potensi tersebut yang paling berbahaya justru adanya gempa disertai tsunami yang mengakibatkan kegagalan teknologi.
“Kalau gempa, masyarakat bisa kami diedukasi bagaimana menghadapi gempa. Begitu juga kalau tsunami masyarakat bisa kita edukasi. Tapi kalau kegagalan teknologi, ini kita belum banyak memahami. Oleh karenanya ke depan kita akan mengundang perusahaan-perusahaan yang punya risiko terhadap bencana kegagalan teknologi biar mereka yang berikan edukasi ke masyarakat,” ungkapnya.
Reporter: Bayu Mulyana
Editor: Abdul Rozak











