SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Sampah di Pasar Ciruas, Kecamatan Ciruas, Kabupaten Serang tak kunjung diangkut petugas kebersihan sehingga kondisinya menggunung dan menimbulkan bau busuk.
Kondisi tersebut diketahui telah berlangsung selama dua minggu terakhir. Tidak ada petugas kebersihan yang mengangkut sampah-sampah yang menumpuk.
Lantaran terlalu lama tidak diangkut, sampah-sampah itu pun mengalami pembusukan dan menyebabkan bau yang tidak sedap. Tidak hanya itu, bahkan banyak belatung dan lalat yang bertebaran di jalan hingga ada di lapak pedagang yang dekat dengan tumpukan sampah yang dipenuhi dengan belatung.
Terpantau pula ada banyak sekali lapak-lapak para pedagang yang dekat dengan tumpukan sampah yang tutup.
Salah seorang pedagang ayam potong, Candra mengaku jika sampah-sampah yang menumpuk itu sudah dua minggu tidak diangkut petugas kebersihan. Akibatnya, kondisi tersebut menimbulkan bau busuk serta banyak sekali hewan-hewan menjijikan seperti belatung dan lalat yang datang ke lapaknya.
Diakui Chandra, sempat ada petugas kebersihan datang namun bukannya diangkut malah diabaikan, dan ketika dirinya bertanya petugas itu mengatakan bahwa di TPSA Cilowong, Kota Serang, sedang ditutup.
“Mereka cuman lewat doang angkat tangan, katanya di TPSA Cilowong ditutup dan tidak ada biaya untuk membayarnya. Akhirnya dibiarkan saja, hingga sekarang ini sudah ada dua Minggu lamanya, banyak belatung apalagi habis hujan,” katanya saat ditemui di lapaknya, Kamis 1 Februari 2024.
Banyaknya sampah yang menumpuk di pasar Ciruas, berimbas pada turunnya pendapatan para pedagang yang ada di pasar tersebut, tak terkecuali dirinya.
Biasanya ia mampu menjual sebanyak lima kantong ayam per harinya. Namun, sekarang hanya mampu menjual dua kantong dari lima kantong yang ia bawa, karena banyaknya konsumen yang engga untuk datang ke pasar Ciruas.
“Saya tidak punya tempat lagi untuk berdagang, terpaksa saya tetap disini demi menghidupi biaya sehari-hari keluarga saya. Akibat sampah ini, banyak konsumen yang muter balik tidak mau mendekati karena bau banget dan banyak belatung, imbasnya omset saya turun drastis,” ujarnya.
Sementara itu pedagang lainnya Yadi mengaku, semenjak ada tumpukan sampah ia lebih memilih untuk tidak berjualan. Ia pun mengaku sengaja datang ke pasar lantaran ingin membereskan lapaknya.
“Udah dua Minggu saya enggak jualan, dan banyak sampah begini terus banyak belatung khawatir nantinya buah saya busuk. Kemudian, juga percuma enggak ada yang beli kalau banyak sampah begini,” katanya.
Sementara itu, Yati yang merupakan salah satu pembeli mengaku sangat risih dengan keberadaan sampah yang menumpuk tersebut, bahkan dirinya tidak kuat akibat aroma busuk yang tercium sangat menyengat.
Ia mengaku biasanya ia membeli kebutuhan pokok di pinggir jalan, namun karena kondisi yang tidak mengenakan, ia terpaksa harus masuk ke dalam pasar untuk memberi kebutuhan pokok yang ia miliki.
“Biasanya saya beli di pinggir sini, karena langsung terlihat apa yang saya butuhkan, tapi sekarang mah harus ke dalam, dan saya harus cari-cari. Terus juga bau banget, risih melihatnya juga, pemerintah tidak tanggungjawab,” pungkasnya. (*)
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Abdul Rozak