SERANG,RADARBANTEN.CO.ID- Para petani di Kabupaten Serang mulai memasuki masa panen di bulan ini. Bahkan, panen raya diperkirakan akan terjadi pada April.
Hal tersebut membuat para petani di Kabupaten Serang tidak merasakan harga gabah tinggi lantaran saat panen raya biasanya harga gabah mulai berangsur-angsur turun. Selain itu, saat harga gabah tinggi, para petani di Kabupaten Serang belum ada yang panen.
Kepala Seksi tanaman pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Anton Eka Prasetya mengatakan, saat ini jumlah petani yang sudah mulai panen di Kabupaten Serang masih sedikit.
“Yang sudah panen itu di Baros, Tirtayasa, Pabuaran, Padarincang, itu sebagian Ciruas, tapi belum semuanya. Belum ketahuan berapa luasannya,” katanya kepada RADAR Banten saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu 14 Maret 2024.
Ia mengaku, beberapa waktu lalu sebelum para petani di Kabupaten Serang muali panen, harga jual gabah sempat menyentuh harga tertinggi yakni mencapai Rp8.000 per kilogramnya. Hal itu lantaran langkanya pasokan gabah di lapangana. Namun demikian, harga gabah saat ini mulai berangsur turun lantaran mulai banyaknya petani yang panen.
“Mungkin sudah diangka Rp7.100 per kilogram. Kemarin lumayan tinggi dibandingkan sebelumnya, kemarin sempat Rp8.300 sekarang mulai turun lagi,” jelasnya.
Bahkan, ketika memasuki masa panen raya, harga gabah di Kabupaten Serang biasanya akan terus turun dan kembali ke harga normal lantaran pasokam gabah yang melimpah. Hal ini tentunya akan membuat para petani di Kabupaten Serang tidak merasakan harga gabah tinggi saat melakukan penjualan. Biasanya untuk harga normal sendiri, berada diangka Rp5.400-5.500 per kilogram.
“Sebetulnya kemarin waktu Rp8.000 petani untung, kemarin begitu harga tinggi pemerintah buka impor otomatis harga turun, padahal dengan harga tinggi petani diuntungkan. Karena gak mau gejolak harga pangan makanya dibuka impor,” tuturnya.
Ia mengaku, tingginya harga gabah yang terjadi tidak berlangsung lama, melainkan hanya sekitar 2 bulan. Kemudian untuk petani di Serang rata rata tidak sempat menikmati harga gabah yang mencapai Rp8.000 tersebut, sebab stok gabah sedang kosong akibat belum ada panen.
“Kalau yang Rp7.000 kemarin sempat menikmati, kalau Rp8.300 yang panen itu sekitar Lampung, Jawa, itu sempat nikmati harga Rp8.300 karena mereka yang panen,” ucapnya.
Ia mengatakan produktivitas padi di Kabupaten Serang sebelumnya mencapai 5,7 ton per hektare, namun karena terdampak El Nino kini turun jadi 5,5 ton per hektare. “Karena El Nino kekeringan November Desember, angka produktivitas kita turun itu angka BPS,” katanya.
Nantinya, pada bulan April 2024, diprediksi akan ada sebanyak 16.000 hektare sawah di Kabupaten Serang yang mengalami panen raya. “Bulan depan panen raya, jadi Februari perkiraan 3.000 hektare, Maret 10 ribu hektare, April 16 ribu hektare,” pungkasnya. (*)
Editor: Bayu Mulyana