SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Banten dalam beberapa bulan terakhir ini mengalami peningkatan cukup tajam. Tercatat, pada bulan Januari hingga Februari 2024 sebanyak 3.552 warga Banten terserang DBD.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dineks) Banten, jumlah itu naik dibandingkan tahun sebelumnya yang mana pada bulan Januari 2023 lalu hanya terdapat 700 kasus, sedangkan pada bulan Januari 2024 terdapat 1.619 kasus. Bahkan, 13 di antaranya meninggal dunia.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Komosi V DPRD Banten Dede Rohana mengatakan, Dinkes Banten harus siap siaga dan melakukan peningkatan pelayanan kesehatan kepada warga yang terserang DBD.
“Dinkes harus siap siaga, karena saya banyak sekali dapat laporan rumah sakit termasuk RSUD Banten ini penuh sama yang DBD. Mudah-mudahan kita bisa lebih efektifkan pelayanan supaya pelayanan bisa efektif dan efisien,” ujarnya belum lama ini.
Selain itu, pihaknya juga mendorong kepada Dinkes Banten dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di Pemprov Banten untuk memasifkan sosiaslisasi kepada masyarakat tentang cara mencegah DBD yang berasal dari jentik nyamuk. Sosialisasi dipandang penting agar masyarakat bisa tereduksi untuk mencegah dan menangani kasus DBD.
“Kita juga dorong baik dinas kesehatannya maupun lintas dinas yang lain supaya mendorong masyarakat agat mau bergotong-royong memberantas jentik nyamuk dan menjaga pola hidup sehat,” ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 13 warga Provinsi Banten dilaporkan meninggal dunia akibat terjangkit DBD. Mereka meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan medis di pelayanan kesehatan setempat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten dr. Ati Pramudji Hastuti membenarkan. Ia menyebut kasus DBD di Banten dalam dua bulan terakhir ini mengalami peningkatan. Per Januari hingga Februari 2024, pihaknya mendapati 3.552 kasus yang tersebar di delapan Kabupaten dan Kota.
Adapun warga yang meninggal akibat DBD tersebar di Kabupaten Tangerang sebanyak 4 orang, Lebak 4 orang, Pandeglang 4 orang dan Kabupaten Serang 1 orang.
Menurutnya, peningkatan kasus virus dengue tidak terlepas dari fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan ekstrem dan kebersihan lingkungan.
“Cuaca iklim El Nino kemarin ini yang menyebabkan dimana virus dengue ini tumbuh subur yang berkaitan tentu dengan kebersihan masing-masing masyarakat dengan di musim penghujan, panas kemudian hujan kering lagi, ada genangan itu yang membuat akhirnya nyamuk seperti aedes aegypti tumbuh di mana-mana,” jelasnya.
Dikatakannya, Dinkes Banten terus berupaya dalam mengendalikan DBD, dengan menghidupkan kembali satu rumah memiliki satu kader juru pemantau jentik atau jumantik yang ada mulai di tingkat RT/RW
“Kita harus melakukan upaya satu rumah satu kader jumantik, kalau dulu ada kader jumantik dari mulai RT RW ini harus dihidupkan kembali minimal satu orang harus menjadi kader jumantik,” pungkas Ati.
Reporter : Yusuf Permana
Editor: Aas Arbi