PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Berkah Pandeglang terancam tak bisa mendapatkan kiriman darah dari Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Pandeglang. Penyebabnya, karena RSUD Berkah Pandeglang belum membayar utang pembelian darah ke PMI sebesar Rp 2 miliar.
Hal itu menyebabkan ketersediaan darah tak bisa memenuhi kebutuhan bagi pasien dengan penyakit talasemi maupun hemodialisis (HD) yang baru.
Wadir Pelayanan RSUD Berkah Pandeglang Dr. H. Kodiat Juarsa mengatakan untuk dapat memenuhi pelayanan bagi pasien untuk darah selama ini bekerjasama dengan PMI tergantung sesuai dengan kebutuhan jumlah kantong darah yang dipakai.
“Itu tim bank darah yang tahu kebutuhannya, jadi sesuai kebutuhan rumah sakit itu kita minta ke PMI, kalau keadaan normal ya di kirim, sehingga pada saat pasien butuh maka ikut ke bank darah rumah sakit,” ungkapnya saat dihubungi, Kamis 9 Mei 2024.
Ketika ditanya mengenai ketersediaan stok darah dan alat medis, dia menyatakan bahwa kebutuhan sejauh ini terpenuhi.
Namun, saat ditanya lebih lanjut tentang pembelian darah dari PMI dan apakah masih ada tunggakan, pihaknya mengakui bahwa masih terdapat utang sebesar Rp 2 miliar kepada UDD PMI Cabang Pandeglang.
“Iya ada alokasi nya ada anggaran, yang jelas ada dianggarkan. Iya saya lupa, iya ada hutang, tapi dalam keadaan normal PMI kirim,” katanya.
Ia menyampaikan, untuk pelayanan sampai hari kemarin masih berjalan. Ia meminta PMI tetap memasok darah ke rumah sakit karena pengolahan darah hanya dikerjakan PMI.
“Ya kemarin yang saya tahu informasi tanya ke teman-teman PMI masih melayani kok,” ujarnya.
Namun, stok yang tersedia di UDD PMI Pandeglang hanya mencukupi untuk pasien talasemia yang telah melakukan pemesanan sebelumnya.
“Iya, terutama untuk pasien talasemia dan pasien HD yang telah melakukan pemesanan sebelumnya. Stok darah ini sebagian besar telah dipesan oleh pasien, dan saat ini sedang menunggu pengiriman dari penyedia,” jelasnya.
Ia menjelaskan kebijakan PMI khusus untuk melayani pasien talasemia dan HD dari RSUD Berkah Pandeglang yang telah menitipkan darahnya di PMI, selama stok darah masih tersedia.
Ketika ditanya kembali tentang langkah yang akan diambil untuk melunasi utang darah ke UDD PMI Cabang Pandeglang, pihaknya belum dapat memberikan jawaban yang konkret.
“Kalau untuk hal ini, silahkan tanyakan langsung dengan pak direktur,” katanya.
Salah satu sumber yang diperoleh RADARBANTEN.CO.ID, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa UDD PMI Cabang Pandeglang tidak dapat melayani pasien dari RSUD Berkah Pandeglang karena alat medis habis pakainya telah habis digunakan.
“Ya akhirnya UDD PMI Pandeglang tidak melayani pasien-pasien RSUD Berkah Pandeglang, karena alat medis-nya kita kehabisan uang operasional sehari-harinya tidak ada,” katanya.
Menurutnya, dampak dari utang yang belum dibayar adalah terhambatnya operasional UDD. Operasional ini mencakup biaya pemeriksaan dan uji laboratorium darah, serta biaya pembelian kantong darah. Proses penggunaan darah harus melalui serangkaian pengecekan medis sebelum dapat digunakan oleh pasien yang membutuhkan.
“Sampai hari ini saja kita stop bank darah, terkecuali yang talasemi juga itu stok darah yang sudah ada dititip dari awal-awal itu pasti kita layani, karena dia sudah bawa donor duluan. Tapi kalau yang baru-baru ini udah di stop khususnya pasien RSUD Berkah,” pungkasnya. (*)
Editor: Agus Priwandono