CILEGON,RADARBANTEN.CO.ID-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Cilegon masih menggodok dua nama kader internal untuk maju dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Kota Cilegon.
Hal itu disampaikan Sekretaris DPD PKS Kota Cilegon Fery Budiman saat dikonfirmasi RADARBANTEN.CO.ID terkait salah satu kader dari dua nama yang bakal diusung pada Pilkada Cilegon mendatang.
“Kita masih berproses, nanti juga kita muncul satu nama yang bakal diusung oleh PKS,” kata Fery melalui sambungan telepon, Jumat 17 Mei 2024.
Seperti diketahui, DPD PKS Kota Cilegon telah mengerucut dua kader internalnya yang bakal di usung di Pilkada mendatang.
Dua nama tersebut di antaranya, Sanuji Pentamarta yang merupakan Wakil Walikota Cilegon dan Nurrotul Uyun yang menjabat Wakil Ketua DPRD Kota Cilegon.
Diungkapkan Fery, dalam penggodokan tersebut pihaknya juga belum merumuskan baik dimunculkan sebagai bakal calon (Bacalon) Walikota maupun Wakil Walikota Cilegon.
“Kita masih merumuskan, masih kita pertimbangkan juga, karena dua nama itu belum mengerucutkan ke satu nama, jadi masih proses lah masih banyak pertemuan-pertemuan juga,” katanya.
Disinggung kapan waktu penentuan kader yang maju, Fery mengaku pihaknya belum bisa memastikan kapan waktunya.
“Kita lihat perkembangan saja yang jelas sebelum pendaftaran calon itu sudah ada,” katanya.
“Jadi kita belum mengerucut lah, tadinya kan di kita ada beberapa nama muncul, sekarang sudah dua nama nanti tinggal satu nama lagi itu tahapannya, karena di internal juga kita masih koordinasi mencari siapa sosok yang pas gitu,” tukasnya.
Pengamat Politik yang juga sebagai Ketua Presidium Jaringan Demokrasi (JaDI) Banten, Syaeful Bahri mengatakan dari kandidat yang ada di internal PKS baik Sanuji Pentamarta maupun Nurrotul Uyun semuanya memiliki daya tarik di masyarakat.
Namun demikian, dirinya menilai dari kedua kandidat itu memiliki beban yang berbeda.
“Kalo Ibu Uyun itukan problem nya harus mundur dari caleg terpilih DPRD, dan itukan sangat kalkulatif, istilahnya peluang untuk maju konsekuensinya harus mundur itu yang sangat berat,” kata Syaeful.
“Sementara Pak Sanuji kan bukan caleg, jadi dari sisi peluang jika PKS akhirnya ke Sanuji, berdasarkan kesiapan kandidat sepertinya yang paling siap itu Pak Sanuji karena tidak ada konsekuensi harus mundur dari jabatan, hanya cuti saat masa kampanye nanti,” sambungnya.
Dari risiko tersebut, kata Syaiful, yang berat dari pihak Nurrotul Uyun karena mengharuskan mundur dari jabatan sebagai caleg terpilih.
“Kalau mundurnya menang mungkin tidak masalah tapi kalau mundurnya kalah bisa jadi problem, karena kalau Pak Sanuji kan tidak ada problem, tinggal bagaimana dari DPP PKS menentukan siapa dari kedua nama tokoh ini,” tutupnya. (*)
Reporter: Raju
Editor: Agung S Pambudi