SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Pihak keluarga menyebut, Agus (30) mempunyai kebiasan aneh. Kebiasaan aneh tersebut kerap dilakukan pelaku sebelum menghabisi nyawa korban.
Agus merupakan tersangka pembunuhan terhadap anak kandungnya, berinisial NK (3).
Paman korban, Soni Bakti, mengungkapkan bahwa kebiasaan aneh warga Kampung Cibarugbug, RT 007 RW 004, Desa Citaman, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Serang, itu adalah dengan mengelilingi kampung. Kegiatan tak lazim tersebut dilakukan Agus setiap hari.
“Muter-muter (kampung),” katanya, Selasa, 18 Juni 2024.
Kebiasaan tak biasa tersebut kerap dilihat warga sekitar. Warga pun menduga pelaku sudah mengalami gangguan jiwa.
“Dianggap warga mengalami gangguan jiwa karena sering mengelilingi kampung,” kata Soni.
Soni mengatakan, pelaku tidak menunjukkan tanda-tanda akan melakukan tindakan mengerikan tersebut. Apalagi, pelaku sangat menyayangi korban. Ia pernah melihat pelaku sempat menghibur korban yang saat itu menangis dengan mengajaknya pergi jalan-jalan.
“Ke anaknya sayang banget (dengan anaknya), kalau nangis diajak maen. Sayang lah ke anaknya,” ungkapnya.
Soni mengaku dirinya tidak menyangka pelaku akan melakukan tindakan sadis tersebut. Sebab, pelaku yang ia ketahui tidak mempunyai masalah keluarga.
“Enggak ada (masalah keluarga),” ujarnya.
Meski tidak pernah mendengar keributan dengan istrinya, pelaku diungkapkan Soni tidak bekerja. Untuk menopang kebutuhan rumah tangga, istrinya lah yang bekerja sebagai buruh.
“Istrinya yang kerja,” ungkapnya.
Soni menjelaskan, kejadian berdarah tersebut terjadi di dalam kamar rumah sekira pukul 04.30 WIB. saat kejadian, korban sedang tidur bersama ibunya.
“Korban lagi tidur,” ujarnya.
Saat lagi tidur tersebut, korban sambung Soni dianiaya pelaku pada bagian leher dengan menggunakan sebilah golok. Kejadian tersebut kemudian diketahui HE yang saat itu terkena cipratan darah.
“Kejadian di samping ibunya,” katanya.
Melihat HE terbangun, pelaku kata Soni langsung melarikan diri. Sementara, HE yang panik meminta tolong kepada pihak keluarga untuk membawa korban ke Puskesmas Ciomas. Namun, saat tiba di lokasi korban sudah dinyatakan meninggal dunia.
“Langsung kabur (pelaku), meninggal (sebelum dirawat di puskesmas),” tuturnya. (*)
Editor: Agus Priwandono