PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Warga Kampung Kalapa Handap dan Kampung Lebak Seureuh, Kelurahan Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, bergotong royong memperbaiki kerusakan jalan dan pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU).
Inisiatif warga muncul setelah kerusakan jalan di kampung mereka tak kunjung diperbaiki oleh pemerintah daerah. Padahal kerusakan jalan tersebut sudah parah.
Ketua RT 04 Kelurahan Pandeglang, Enung mengaku, terpaksa memperbaiki jalan lingkungan sepanjang 700 meter secara swadaya yang biayanya murni dari masyarakat. Langkah ini diambil sebagai bentuk kekecewaan warga karena usulan pembangunan jalan yang telah diajukan berulang kali hingga kini belum juga direalisasikan oleh pemerintah.
“Ini klimaks puncak dari kekecewaan warga yang akhirnya memutuskan untuk memperbaiki jalan sendiri dengan gotong royong. Hari ini saja sudah habis sekitar 20 sak semen, selain material split dan pasir,” kata Enung, Minggu 11 Agustus 2024.
Ketua RW 13 Mumu mengungkapkan bahwa jalan menuju Kampung Kalapa Handap, yang dibangun pada 2018, kini sudah rusak kembali. “Selain melakukan gotong royong untuk memperbaiki jalan, kami juga memasang PJU di tiga titik. Semua ini dibiayai oleh swadaya masyarakat,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Pandeglang, Bambang Suyanto, mengatakan bahwa gotong royong warga dalam memperbaiki jalan sebagai bentuk sinergi antara masyarakat dan pemerintah. Menurutnya, ini merupakan bagian dari budaya gotong royong yang sudah ada sejak lama.
“Gotong royong seharusnya tidak dianggap aneh. Dulu, kakek nenek moyang kita selalu melakukannya. Kini, budaya gotong royong tetap ada dan dilestarikan, yang patut kita syukuri,” ucap Bambang.
Dia menyadari gotong royong seringkali dilatarbelakangi oleh rasa kekecewaan masyarakat. Namun, Bambang juga menekankan bahwa masyarakat paham kondisi APBD Pandeglang yang sedang lemah.
“Memang ada rasa kekecewaan, tapi masyarakat juga mengerti kondisi APBD kita. Pemerintah harus menyesuaikan dengan kemampuan yang ada, dan itu adalah dinamika yang wajar,” jelasnya.
Bambang menambahkan, pihaknya tetap berusaha mendorong perencanaan infrastruktur dan pelayanan publik melalui Musrembang. Saat ini, meski tidak ada anggaran, pemerintah tetap menghargai inisiatif gotong royong dari masyarakat.
“Kami terus berupaya melalui perencanaan dan Musrembang. Jika ada gotong royong, itu menunjukkan kepedulian dan semangat masyarakat yang patut diapresiasi,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pandeglang, Asep Rahmat, memberikan apresiasi terhadap inisiatif gotong royong masyarakat dalam perbaikan jalan. Menurutnya, kepedulian ini selaras dengan keinginan pemerintah untuk memiliki jalan yang dalam kondisi baik.
“Swadaya masyarakat sangat kami hargai karena menunjukkan kepedulian yang sama dengan kami, yaitu memperbaiki jalan agar kondisinya baik,” ujar Asep.
Ia menjelaskan bahwa keterbatasan fiskal APBD Pandeglang memaksa pemerintah daerah untuk menggunakan skala prioritas dalam alokasi anggaran.
“Meskipun anggaran terbatas, kami terus berusaha berkomunikasi dengan pemerintah provinsi Banten dan pemerintah pusat untuk mendapatkan alokasi anggaran atau hibah,” tambahnya.
Editor: Abdul Rozak