PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kekeringan belum juga usai, ratusan lahan sawah di Pandeglang terserang oleh hama Wereng Batang Cokelat (WBC), yang menyebabkan petani terancam gagal panen.
Salah satu petani di Desa Gobong, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Kiryo menyampaikan dirinya mengalami penurunan drastis dalam produksi gabah pungut akibat serangan hama Werang (WBC).
Menurut Kiryo, produksi gabahnya menurun menjadi hanya 20 persen dari hasil panen normal, sementara 80 persen mengalami kegagalan panen.
“Biasanya saya mendapatkan 70 ton per hektare, tetapi akibat dampak hama Werang ini, hanya menghasilkan 2 ton, bahkan beberapa lahan tidak panen sama sekali. Belum lagi kekeringan yang memperparah keadaan,” ungkapnya, Selasa 27 Agustus 2024.
Kiryo melanjutkan, rasa sedihnya karena harus meratapi kondisi panen yang jauh dari harapan. Ia mengatakan, beberapa lahan masih menunggu proses panen, tetapi kekeringan yang berkepanjangan membuat situasi semakin sulit.
“Beberapa lahan masih menunggu proses panen, tapi karena kekeringan yang berkepanjangan, kami hanya bisa menunggu sambil merasa sedih,” tuturnya.
Terkait bantuan asuransi usaha tanaman padi (AUTP), Kiryo mengaku telah mencoba mendaftar, namun kuota untuk bantuan tersebut sudah penuh.
“Kebetulan saat penanaman kami sudah mendaftar, tetapi kuotanya sudah penuh, jadi kami tidak bisa mendapatkan bantuan tersebut. Namun, bantuan seperti mesin pompanisasi dan benih masih tersedia,” jelasnya.
Kiryo berharap pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih dan mengawal kebutuhan petani, terutama mengingat kondisi kekeringan yang mempengaruhi lahan pertanian yang mengandalkan tadah hujan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pandeglang, Nuridawati mengatakan bahwa hingga per tanggal 15 Agustus 2024, tercatat ada 531 hektare lahan sawah terdampak oleh serangan hama Wereng Batang Cokelat (WBC) tersebut.
Nuridawati merinci bahwa dari total tersebut, 464 hektare mengalami serangan ringan, 43 hektare terkena serangan sedang, dan 24 hektare menghadapi serangan berat.
“Kami telah melakukan pengendalian pada 413 hektare lahan dengan menggunakan pengaplikasian pestisida dan nabati,” ujarnya.
Meski pengendalian telah dilakukan, Nuridawati mengakui bahwa serangan WBC tetap menyebar dengan cepat, menyebabkan tanaman padi menjadi kering.
“Kami terus berupaya mengendalikan kondisi kekeringan dan serangan hama WBC di Pandeglang,” tuturnya.
Adapun upayanya itu yang dilakukan DPKP Kabupaten Pandeglang, dengan mengusulkan bantuan berupa benih dan memberikan pompanisasi.
“Dinas sudah bekerja maksimal dengan pompanisasi dan mengusulkan bantuan benih. Untuk serangan hama WBC, pengendalian juga sudah dilakukan secara maksimal oleh petugas penyuluh pertanian. Hingga kini, lebih dari 2.000 hektare lahan telah dikendalikan,” tandasnya. (*)
Editor: Bayu Mulyana