SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Badan Pangan Nasional (BPN) menyalurkan bantuan pangan melalui bulog kepada 85.123 keluarga penerima yang masuk kategori kemiskinan ekstrem di Kabupaten Serang. Bantuan ini merupakan upaya antisipasi kekurangan pangan di tahun 2024.
Diketahui, jumlah 85.123 keluarga penerima ini mendapatkan bantuan 10 kilogram beras setiap bulannya. Program bantuan ini sudah berlangsung sejak januari hingga desember 2024.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang Suhardjo mengatakan, data keluarga penerima bantuan pangan tersebut merupakan data yang diambil dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Serang, yang merupakan data keluarga kategori kemiskinan ekstrem.
“Program ini sangat bermanfaat sekali bagi Masyarakat terutama penerima untuk memenuhi kebutuhan makan,” kata Suharjo kepada Radar Banten di ruang kerjanya, Rabu 28 Agustus 2024.
Dijelaskan Suharjo, persoalan ketahanan pangan menjadi fokus pemerintah Kabupaten Serang tahun ini. Pasalnya, ia mengakui jika akan banyak tantangan yang dihadapi para petani dalam mewujudkan peningkatan produksi padi.
Di tahun 2023 saat terjadinya badai El Nino atau kemarau berkepanjangan, masih memberikan dampak besar bagi petani dalam proses mundurnya masa tanam yang mengakibatkan berkurangnya hasil panen.
Di tahun 2024 ini, kata Suharjo, berdasarkan keteraangan BMKG, akan terjadi badai La Nina, atau terjadinya musim kemarau, namun disertai hujan.
“Ini akan berdampak pada banyaknya hama dan penyakit yang cepat berkembang, ini sudah terjadi di Desa Pegandikan, tapi kita sudah lakukan gerakan pengendalian sehingga bisa cepat tertasi,” ungkapnya.
Maka dari itu, tahun ini pihaknya akan melakukan peningkatan Indeks Pertanaman (IP), lahan yang awalnya tak terpakai, dimanfaatkan untuk menanam padi.
Peningkatan mulai dari IP 0 menjadi IP 100, artinya lahan bisa tanam dan panen setahun satu kali. Kemudian dari IP 100, ditingkatkan lagi menjadi IP 300 yang bisa tanam dan panen sebanyak 3 kali dalam setahun. Hingga maksimal IP 400 atau 4 kali panen dalam setahun dengan varietasnya jenis padi genjah.
Untuk lokasi IP 100 sendiri akan mulai dilaksanakan di Desa Mekarsari, Kecamatan Anyar dengan luas lahan 100 hektare yang memiliki atau dekat aliran Kali Kidemang.
“Tahun 2016 bendungan Kali Kidemang ini rusak akibat banjir bandang, jadi sampai 2023 belum pernah ditanam padi. Nah tahun ini akan kami fasilitasi dengan bantuan pompanisasi agar bisa kembali dimanfaatkan untuk penanaman padi,” kata Kepala DKPP Kabupaten Serang.
Untuk lahan yang saat ini masih IP 100 atau panen setahun sekali, ada di wilayah pesisir pantai di Kecamatan Tanara dan Tirtayasa. Di sana, setiap musim kemarau air irigasi menjadi asin karena tercampur dengan air laut.
Namun, pihaknya akan mencoba melakukan dua alternatif yakni dengan menggunakan varietas biosalin yang tahan terhadap air asin, serta alternatif kedua ialah mengajukan pemindahan bendungan Tersaba kepada Dinas PUPR Provinsi Banten agar lebih dekat ke Desa Tenjoayu agar dapat melakukan pompanisasi air untuk areal persawahan.
“Kita sudah ajukan suratnya ke Bupati Serang untuk diteruskan ke Pemprov Banten,” ujarnya.
Sedangkan lahan padi yang saat ini sudah bisa mencapai 4 kali panen dalam setahun atau IP 400, berada di Kecamatan Padarincang. Tahun ini, DKPP juga sudah mulai merintis untuk peningkatan IP di Desa Pegandikan, Kecamatan Lebakwangi, agar mampu mencapai IP 400 seperti di Padarincang. “Ke depan kita akan coba di kecamatan yang lain juga agar mampu mencapai IP 400,” tuturnya.
Dijelaskan Suhardjo, untuk bisa mencapai IP 400, para petani harus melakukan percepatan tanam padi, atau setelah panen dalam waktu 14 hari harus sudah melakukan tanam kembali. Hal ini bisa dilakukan di daerah-daerah yang berpotensi seperti Kecamatan Ciruas, Pontang dan Carenang yang memiliki sumber air yang memadai karena dekat dengan airan sungai atau irigasi.
Diungkapkan Suhardjo, dilakukannya peningkatan Indeks Pertanaman ini merupakan upaya mengantisipasi adanya isu kekurangan pangan di tahun 2050. Sehingga mulai dari sekarang, produksi padi di Kabupaten Serang bisa terus meningkat agar isu kekurangan pangan itu tidak terjadi di masyarakat.
“Tercatat, produksi padi kita tahun 2023 mencapai 561 Ribu Ton, dengan peningkatan IP ini semoga tahun-tahun berikutnya bisa lebih meningkat lagi,” ungkapnya. (*)