TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID – Bakal calon Walikota Tangsel, Ruhamaben, diminta untuk memainkan jurus negative campaign, untuk melawan bakal calon petahana, Benyamin-Pilar, di Pilkada Tangsel.
Menurut Direktur Riset Kajian Politik Nasional, Tamil Selvan, jurus negative campaign yang dimaksud adalah mengeluarkan kritik-kritik pada program pembangunan yang dijalankan pemerintahan Benyamin.
Menurut Tamil, jurus ini akan mampu mengimbangi kekuatan Benyamin Davnie. Sebab, menurutnya, kelemahan Benyamin terletak pada tidak mampunya ia mengemas citra kepemimpinannya dengan baik.
“Sebagai seorang challenger (penantang), Ruhamaben tidak boleh muncul dengan strategi politik biasa. Tapi harus menggunakan politik kritik, karena kelemahan Benyamin terletak tidak lihainya dia mengemas citra kepemimpinannya, sehingga apa yang ia lakukan di Tangsel tidak terlihat masyarakat,” ujar Tamil, Selasa, 3 September 2024.
Menurut Tamil, Ruhamaben tidak perlu melakukan kampanye mengedepankan visi misi. Sebab, dengan keterbatasan waktu kampanye yang hanya dua bulan, tidak akan efektif meyakinkan pemilih.
“Jadi Ruhamaben harus muncul sebagai autokritik terhadap kebijakan Benyamin, sehingga masyarakat menjadi melek. Tapi kritiknya juga harus baru. Jangan membawa isu lawas, seperti persoalan sampah, kesenjangan sosial. Ini isu lawas,” jelas Tamil.
Tamil menambahkan, selain melancarkan jurus negative campaign, Ruhamaben juga harus memiliki solusi atas apa yang disampaikannya.
“Yang menantang juga harus punya solusi yang konkret,” tanbahnya lagi.
Tamil kembali mengingatkan, perhelatan Pilkada Tangsel waktunya tidak banyak, sehingga betul-betul harus dimanfaatkan oleh Ruhamaben dalam menarik simpati masyarakat agar mau memilihnya.
“Karena ini tarung pendek. Justru tarung pendek itu kesulitanbya karena mereka sulit untuk menjelaskan produk politiknya secara lengkap. Tapi kalau dimasukan diksi kritik akan cepat dimakan pemilih. Itu cara dia untuk menang,” tandasnya.
Editor: Agus Priwandono