LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Aksi mahasiswa dan warga yang demo di depan PT. Tiger Chamois Indonesia (TCI) berakhir ricuh. Penyebabnya massa aksi kecewa tak ditanggapi oleh pihak perusahaan, Sabtu 7 September 2024.
Diketahui dalam aksi tersebut mahasiswa dan masyarakat menyampaikan tuntutan kepada PT. TCI yang diduga membuang limbah ke Sungai Ciujung.
Tuntut utamanya yakni meminta perusahaan untuk tidak lagi membuang limbah ke aliran sungai dan meminta perusahaan untuk segara melakukan sanitasi lingkungan/rehabilitasi.
Ahda Pinan Koordinator Aksi, menjelaskan pada dasarnya warga ingin ditampung dulu aspirasinya tetapi perusahaan tidak menggubris hal tersebut. Malah perwakilan perusahaan memberikan jawaban yang tidak jelas.
“Pihak perusahaan yang diwakili humas tidak menerima aspirasi dari kami, sehingga warga kecewa yang akhirnya terjadi kericuhan. Jadi jawaban perusahan normatif yang beralasan menunggu manajer dulu,” kata Ahda kepada RADARBANTEN.CO.ID, Sabtu 7 September 2024.
Ia mengungkapkan, yang yang membuat geram warga, pihak perusahaan terus mengelak dan tidak mau mendegar aspirasi masyarakat.
“Jadi pihak perusahaan berdiam diri, mereka beralasan tunggu dulu hasil penelitian dari DLH Lebak. Sehingga masyarakat geram dan akhirnya terlibat saling dorong dengan aparat yang berjaga,” terangnya.
Ditambahkannya, kalau memang manajer tidak ada harusnya perusahaan melakukan tanda tangan bersama sebagai bentuk komitmen bersama.
“Tetapi perwakilan perusahaan tidak mau dan memancing emosi warga. Sehingga berakhir ricuh dan telibat adu dorong dengan aparat yang berjaga,” tandasnya.
Sebelumnya, Menanggapi tuduhan dari warga, Edy Adityo Humas Pabrik PT. Tiger Chamois Indonesia (TCI) yang memproduksi Kanebo, menyampaikan jika pihaknya sama sekali tidak membuang limbah ke Sungai Ciujung.
“Saya sampaikan dari lokasi kami berdiri sampai dengan kali yang dikatakan warga tercemar, itu jarak dari kami sampai ke lokasi itu, kurang lebih 3 kilometer,” terang Edy saat dihubungi.
Ia menyebutkan, pihaknya dari perusahaan selalu berbenah dalam melakukan segala aktivitas perusahaan. Menurutnya karena selama ini perusahaan tidak pernah membuang limbah bau dan berwarna hitam.
“Tetapi kalo itu di sungai (Sungai Ciujung) dikatakan airnya warna hitam kemudian bau, nah ini yang harus disikapi. Karen di Kami ini airnya gak hitam dan bau, jadi begitu,” ucapnya.
Reporter: Nurandi
Editor: Agung S Pambudi