TANGSEL, RADARBANTEN.CO.ID-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kota Tangsel me-launching buku pelajaran muatan lokal (mulok) pencak silat, di Global Islamic School, Serpong, pada Selasa, 10 September 2024 lalu.
Buku mulok pencak silat ini rencananya disebarluaskan ke seluruh siswa SMP Negeri dan Swasta se-Kota Tangsel sebagai bagian mata pelajaran ekstrakulikuler.
Diketahui buku ini disusun oleh 5 orang praktisi silat di antaranya Sukisno, Delima Bungsu Andy, Deni Asmara, Mulyono dan Hilman Indrapura.
Kepada Radar Banten, Sukisno, penulis utama buku mulok pencak silat menuturkan, terdapat 3 buku mulok pencak silat yang dibuat.
Tiga buku tersebut mengandung materi, sejarah pencak silat, budi pekerti, teknik pencak silat, peraturan pertandingan pencak silat dan jurus seni pencak silat.
“Empat materi hampir semua masuk ke dalam kelas VII, VIII dan IX. Memang muatannya saja nanti yang berbeda-beda. Misal di kelas VII, teknik tendangan lurus dan samping, nanti kelas VIII, tendangannya dari belakang, kalau kelas IX tendangannya berputar, cukup sulit. Jadi buku tersebut levelnya dibedakan sesuai kelas,” ujar Sukisno, pekan lalu.
Menurut Sukisno, buku mulok pencak silat berisi 50 sampai 60 halaman di masing-masing buku. Menurut Sukisno, buku mulok pencak silat ini disusun berdasarkan materi yang sama dengan materi pencak silat internasional.
“Materi pencak silat kita ini sudah distandardisasi secara nasional maupun internasional. Bisa dipakai di pertandingan nasional dan internasional. Jadi kita tidak pakai materi dari salah satu perguruan silat tertentu. Jadi targetnya adalah prestasi sekolah itu,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Tangsel Delima Bungsu Andy mengatakan, dasar pembuatan buku mulok pencak silat ini karena terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan non Formal dan Peraturan Walikota (Perwal) Nomor 58 Tahun 2022 tentang Pembelajaran Mulok.
Melalui 2 aturan itu, Pemkot Tangsel kemudian bekerjasama dengan IPSI Tangsel dan beberapa pihak lainnya menyusun buku tersebut.
Menurut Delima, buku mulok pencak silat belum bisa disalurkan ke siswa SMP se-Tangsel karena masih perlu penyempurnaan, namun target buku ini sampai di siswa SMP di akhir tahun ini.
Menurut Delima, IPSI Tangsel sendiri juga akan memberi materi praktek kepada para siswa. “Sebelumnya kita juga memberi praktek di ekstrakulikuler siswa. Jadi kita juga memberi praktek,” ungkapnya.
Walikota Tangsel Benyamin Davnie menjelaskan, dijadikannya pencak silat sebagai pelajaran mulok telah mempertimbangkan segala aspek, terutama aspek histori dan kemanfaatan.
“Dipilihnya pencak silat sebagai mulok karena adanya nilai-nilai luhur dan unsur budaya yang ada didalam pencak silat, terlebih masyarakat Banten telah mewariskan pencak silat sejak lama,” ungkapnya, pekan lalu.
Benyamin melanjutkan, Tangsel merupakan bagian dari Provinsi Banten yang terkenal sebagai Tanah Jawara, yang kental dengan tradisi pencak silatnya, sebagai salah satu warisan budaya.
Menurut Benyamin, pencak silat juga memiliki filosofi yang dapat membentuk kepribadian disiplin dan bertanggung jawab pada diri siswa.
“Jadi bukan mendidik anak kita siap tawuran. Bukan! Tapi mengadopsi nilai-nilai luhur dan budaya yang ada di pencak silat bagi anak-anak kita,” ujar Benyamin.
Benyamin mengatakan, ditetapkannya pencak silat sebagai mulok untuk anak-anak SD juga melalui kajian yang cukup panjang dan matang.
Menurut Benyamin, saat ini pencak silat telah mengalami perkembangan, dimana dahulu pencak silat dijadikan saran memperkuat dan meningkatkan ketahanan fisik, namun saat ini pencak silat juga menjadi pembelajaran membentuk karakter disiplin, karakter religius, karakter pemberani, karakter toleransi.
“Ini poin utamanya kenapa kita memilih pencak silat sebagai mulok,” jelasnya.
Editor : Merwanda