PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) telah merilis prakiraan musim hujan tahun 2024/2025 untuk Provinsi Banten salah satunya Kabupaten Pandeglang.
Berdasarkan prediksi BMKG wilayah II, musim hujan di Banten pada tahun 2024 diprakiraan akan terjadi pada bulan Oktober.
Meski begitu, musim hujan di Banten paling awal akan terjadi pada desarian II September 2024.
Menurut data yang disampaikan BMKG, Provinsi Banten diprediksi akan mengalami puncak curah hujan tertinggi pada Januari 2025, dengan persentase curah hujan mencapai 46 persen.
BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir di beberapa wilayah yang rawan genangan air selama periode puncak hujan ini.
Kepala BBMKG Wilayah II, Hartanto, meminta setiap stakeholder dan pemerintah daerah untuk bersiap menghadapi musim hujan 2024/2025. Persiapan ini dinilai penting untuk mengurangi dampak potensi bencana hidrometeorologis yang dapat terjadi, baik saat musim hujan maupun saat transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
“Setiap wilayah memiliki karakteristik dan spesifikasi iklim masing-masing,” ungkap Hartanto, dikutip dari akun Instagram BMKG Wilayah II, Senin 30 September 2024.
Prakiraan cuaca ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan pihak terkait untuk lebih siap menghadapi musim hujan mendatang, terutama dalam mitigasi risiko bencana yang mungkin terjadi akibat curah hujan yang tinggi.
Sementara itu, setelah puncak curah hujan pada Januari 2025 dengan persentase 46 persen, bulan Februari diperkirakan akan mengalami puncak curah hujan sebesar 39 persen, sementara Desember 2024 sebesar 15 persen.
BMKG mengimbau agar pemerintah daerah dan masyarakat segera bersiap mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologis, seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, dan gelombang pasang, yang mungkin terjadi selama musim hujan. Persiapan dini dinilai penting untuk meminimalisir dampak bencana.
Selain curah hujan tinggi, BMKG juga memperingatkan adanya potensi gelombang tinggi dengan ketinggian antara 1,25 hingga 2,5 meter di perairan Selatan Banten, Selat Sunda bagian selatan, dan Samudra Hindia Selatan Banten. Kondisi ini bisa berbahaya bagi aktivitas pelayaran dan masyarakat pesisir.
BMKG mengimbau masyarakat, terutama yang beraktivitas di luar ruangan dan di wilayah pesisir, untuk terus memantau perkembangan cuaca. Kewaspadaan ini penting untuk menghindari potensi bahaya yang dapat terjadi akibat cuaca yang tidak menentu.
Reporter: Moch Madani
Editor: Aditya