SERANG,RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang akan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak cuaca ekstrem, khususnya warga yang kurang mampu.
Pasalnya, dalam waktu tiga hari pada 28-30 Oktober kemarin, sejumlah kecamatan di Kota Serang seperti Kecamatan Serang, Curug, dan Walantaka dilanda angin kencang dan puting beliung.
Di Kecamatan Serang: 126 rumah roboh terjadi pada 28 Oktober, Kecamatan Walantaka: 124 rumah di Kelurahan Pager rusak, diantaranya 114 rusak ringan, 4 rusak sedang, 6 rusak berat. Kemudian di Kecamatan Curug: 28 rumah rusak di Kelurahan Sukalaksana.
Plt Kepala Dinsos Kota Serang, Kusna Ramdhani mengatakan, intensitas angin kali ini mirip dengan angin puting beliung, meskipun dampaknya tidak terlalu parah. Angin kencang ini kemungkinan terjadi karena peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
“Banyak rumah yang mengalami kerusakan terutama pada bagian atap. Genteng-gentengnya terangkat semua,” ujar Kusna.
Menurut Kusna, semua rumah yang teridentifikasi mengalami kerusakan ringan.
“Jika ditemukan kerusakan berat, kami akan berkoordinasi dengan dinas terkait seperti Dinas Perkim atau bahkan mengajukan bantuan ke pemerintah provinsi atau pusat,” katanya.
Kata Kusna, pihaknya juga berkomitmen akan memberikan perhatian lebih kepada warga yang kurang mampu, terutama mereka yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Kalau yang mampu, biasanya mereka bisa langsung memperbaiki rumahnya. Tapi bagi warga kurang mampu, kami akan berikan prioritas bantuan,” ucap Kusna.
Selain kerusakan rumah, angin kencang ini juga menimbulkan kekhawatiran warga terkait pohon-pohon besar yang ada di sekitar permukiman dan jalan raya.
Menanggapi hal ini, Kusna menyebut bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan Dinas Perkim untuk memantau dan menebang pohon-pohon yang berisiko tumbang.
“Kami khawatir kalau pohon yang terlalu rimbun atau sudah tua terkena angin besar bisa tumbang. DLH sudah melakukan penyisiran untuk menebang pohon yang berisiko, tanpa mengurangi penghijauan di Kota Serang,” ujar Kusna.
Editor: Bayu Mulyana