PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Tren deflasi yang melanda Kabupaten Pandeglang selama lima bulan berturut-turut akhirnya terhenti. Pada Oktober 2024, daerah ini mencatatkan inflasi pertama sejak April lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Pandeglang, Achmad Widijanto mengungkapkan bahwa Pandeglang mengalami inflasi bulanan pada Oktober 2024 dibandingkan September 2024 sebesar 0,15 persen.
“Selama lima bulan terakhir, Pandeglang mencatatkan deflasi atau inflasi negatif. Namun, pada Oktober, inflasi kembali positif,” ungkap Widijanto, Sabtu 2 November 2024.
Ia menjelaskan, inflasi bulanan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan harga pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,35 persen, dengan andil inflasi mencapai 0,16 persen.
“Kenaikan pada kelompok ini cukup signifikan. Sementara itu, masih ada kelompok yang mengalami deflasi, seperti kelompok pakaian dan alas kaki,” jelasnya.
Widijanto juga menyebut daging ayam ras sebagai komoditas utama yang menyumbang inflasi terbesar di Pandeglang pada Oktober, dengan inflasi mencapai 3,08 persen dan andil inflasi sebesar 0,11 persen.
Selain itu, bawang merah mencatatkan inflasi bulanan sebesar 14,41 persen dengan andil inflasi 0,07 persen.
“Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil inflasi bulan ke bulan pada Oktober 2024 di antaranya adalah daging ayam ras, bawang merah, tomat, kopi bubuk, cabai rawit, kangkung, panci, cumi-cumi asin, bedak, dan udang basah,” paparnya.
Berdasarkan hasil pengamatan inflasi bulan ke bulan di lima daerah di Banten, inflasi Kabupaten Pandeglang pada Oktober 2024 tercatat lebih baik dibandingkan dengan Kabupaten Lebak, yang mengalami inflasi sebesar 0,04 persen, dan Kota Tangerang dengan inflasi 0,12 persen.
“Inflasi bulan ke bulan tertinggi di Banten terjadi di Kota Serang, dengan angka 0,28 persen,” ujarnya.
Editor: Abdul Rozak