SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Memasuki musim hujan, warga yang tinggal di Kabupaten Serang diminta untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Pasalnya, berdasarkan data dari kasus-kasus sebelumnya, lonjakan kasus DBD biasanya terjadi saat memasuki musim hujan dan masa peralihan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang, Istianah Hariyanti mengatakan, berdasarkan laporan hasil surveilans yang dilaporkan setiap satu minggu sekali oleh Puskesmas, ada peningkatan kasus demam berdarah yang terjadi pada minggu ke 43.
“Jadi pada tanggal 20 sampai 26 Oktober lalu dari hasil SKDR itu ada beberapa kasus yang terdeteksi terjadi peningkatan, salah satunya ialah kasus demam berdarah,” katanya Kamis 7 November 2024.
Ia mengatakan, selama periode Januari hingga Oktober ada sebanyak 473 kasus positif DBD yang diterima oleh Dinkes Kabupaten Serang. Dimana ada sebanyak 6 orang yang meninggal dunia.
Itu disebabkan karena angka bebas jentik di Kabupaten Serang masih berada di angka 88 persen. Sementara untuk bisa terbebas dari BDB angka bebas jentik diatas 95 persen.
“Artinya ini masih banyak jentik nyamuk dimana-mana dan menjadi sumber penularan dan pembawa DBD,” terangnya.
Ia mengaku, kasus demam berdarah biasanya mengalami peningkatan kasus ketika curah hujan tinggi lantaran menimbulkan banyaknya genangan-genangan air di tempat tertentu, sehingga menjadi sarang nyamuk demam berdarah.
Bahkan, Istianah menyebutkan jika tren kenaikan kasus DBD biasanya terjadi pada akhir tahun seiring dengan masuknya musim hujan.
“Akhir tahun mulai naik, nah untuk puncaknya biasanya nanti pada bulan Januari hingga Februari, kalau kita evaluasi dari data-data tahun lalu,” ujarnya.
Ia mengaku perlu adanya langkah-langkan antisipatif agar nantinya tidak terjadi lonjakan kasus yang signifikan. Salah satunya ialah dengan upaya-upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
“Ini bisa dilakukan dengan 3M plus. Artinya menutup tempat penyimpanan air, menguras bak mandi dan menyikatnya satu minggu sekali agar telur dan larfa nyamuk mati, lalu mendaur ulang sampah plastik yang bisa jadi sarang nyamuk. Lalu untuk plus nya ialah dengan menggunakan lotion anti nyamuk,” ujarnya.
Istianah mengatakan, hal yang paling penting harus dilakukan ialah partisipasi dari seluruh masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang bersih sehingga bebas dari tempat-tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk.
“Makanya kita punya inovasi namanya program gesit, gerakan satu rumah satu jumantik. Jadi setiap orang harus bertanggung jawab terhadap kebersihan rumahnya masing-masing,” jelasnya.
Sementara itu, untuk di tempat-tempat umum, nantinya akan dibentuk kader-kader jumantik. “Misalnya di sekolah, di kantor atau di masjid baru ada kader,” pungkasnya.
Reporter: Ahmad Rizal Ramdhani
Editor: Agung S Pambudi