SERANG, RADARBANTEN.CO.ID- Warga di Kabupaten Serang diminta untuk mewaspadai potensi bencana yang dapat terjadi di masa peralihan musim. Bencana yang berpotensi terjadi ialah angin kencang dan banjir.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, ada 17 Kecamatan yang rawan banjir dan bencana angin kencang. Bahkan ada kecamatan yang rawan terkena dua bencana sekaligus.
Sekretaris BPBD Kabupaten Serang, Ivan Munasyah mengatakan, ada 15 kecamatan yang rawan banjir, terdiri dari delapan kecamatan masuk kategori rawan tinggi, yakni Kecamatan Tirtayasa, Ciruas, Carenang, Cikeusal, Tunjung Teja, Pamarayan, Padarincang hingga Kecamatan Bojonegara.
“Lalu tujuh kecamatan rawan sedang, yakni Kecamatan Cikande, Jawilan, Pontang, Kragilan, Kibin, Kopo dan Kecamatan Kramatwatu,” katanya, Jumat 8 November 2024.
Ia mengatakan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan 15 kecamatan tersebut masuk dalam kategori rawan banjir. “Daerah sekitar sempadan sungai punya potensi banjir yang tinggi, kontur tanah yang relatif datar dan juga wilayah cekungan juga memiliki potensi banjir yang tinggi. Lalu tutupan lahan, Litologi jenis batuan serta curah hujan yang tinggi,” ungkapnya.
Selain wilayah yang rawan banjir, ada pula wilayah yang rawan terkena angin kencang, yakni Serang Barat dan Serang Selatan, di antaranya Kecamatan Tunjung Teja, Jawilan, Cinangka, Cikeusal, dan Kecamatan Baros.
“Ini basisnya kejadian selama dua bulan terakhir. Memang di wilayah inilah angin kencang sering terjadi,” ujarnya.
Ia mengatakan, telah melakukan sejumlah upaya untuk menghadapi bencana alam baik banjir ataupun angin kencang. Salah satunya ialah dengan mengecek kesiapan para personel serta memastikan seluruh peralatan dalam kondisi baik untuk menghadapi banjir.
“Kita memaksimalkan apa yang ada, baik dari sumber daya, perlengkapan, ataupun lain sebagainya. Kita memaksimalkan piket, lalu memberikan imbauan kepada masyarakat. Kita juga intens melakukan komunikasi dengan instansi terkait,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan langkah-langkah antisipasi dengan mengecek struktur bangunan rumah dan melakukan atau penebangan pepohonan yang dapat membahayakan.
“Jadi mengidentifikasi tanaman-tanaman yang sekiranya roboh bisa menimpa bangunan rumah. Nah ini harus diantisipasi sehingga ketika terjadi angin kencang tidak menyebabkan hal yang fatal,” ujarnya.
Editor: Mastur Huda