PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID-Calon Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Raden Dewi Setiani-Iing Andri Supriadi menemui Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo Priyono, Jumat, 17 Januari 2025.
Pertemuan Calon Bupati dan Wakil Bupati Pandeglang Dewi-Iing bersama Wakil Menteri Sosial RI Agus Jabo dalam rangka berkolaborasi berjuang dalam mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Pandeglang.
Calon Wakil Bupati Pandeglang Iing Andri Supriadi mengucapkan, rasa syukur alhamdulilah ia dengan Teh Dewi dapat Menghadiri undangan dari Kementrian Sosial RI.
“Yang diterima Langsung Oleh Wamensos Pak Agus Jabo Priyono. Secara kebetulan bertemu juga dengan sahabat saya Pak Budi, Walikota Serang terpilih,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, melalui sambungan telepon selularnya Senin, 20 Januari 2025.
Iing menerangkan, Wamensos sangat menyambut baik kehadirannya dan sangat wellcome untuk Berkolaborasi berjuang mengentaskan kemiskinan di Kabupaten Pandeglang khususnya.
“Dalam pertemuan itu turut dibahas terkait upaya penurunan angka kemiskinan dan sinkronisasi DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Agar bantuan sosial tepat guna dan tepat sasaran,” katanya.
Sinkronisasi DTKS sangat penting, supaya kedepannya bantuan sosial adalah masyarakat yang sesuai dengan kriteria penerima bansos.
“Ke depan juga harus ada evaluasi terkait program bansos ini. Karena yang saya ketahui lewat program bansos (PKH, BLT dll) ini tidak terjadi penurunan angka kemiskinan secara signifikan sehingga kedepan harus ada terobosan baru utk menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Pandeglang,” katanya.
Iing menerangkan, terobosan perlu dilakukan bukan hanya lewat bansos, tapi lebih mengedepankan edukasi, pemberdayaan, pelatihan keahlian dibidang entepreuneur.
“Sehingga masyarakat bisa lebih mandiri,” katanya.
Ketika ditanya, program apa yang disampaikan oleh Wamensos yang bisa direalisasikan di Kabupaten Pandeglang, Iing mengungkapkan, salah satu programnya yaitu sekolah rakyat.
“Kemensos tengah membangun konsep sekolah rakyat yang diperuntukkan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga miskin ekstrem. Agar bisa menjadi agen perubahan untuk memutus mata rantai kemiskinan dan mengangkat kehidupan keluarganya,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Pandeglang Sutoto mengatakan, Pemkab Pandeglang sudah berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem.
“Yang semula di tahun 2023 sebesar 1,34 persen turun menjadi 0,78 persen. Ini berkat kolaborasi semua pihak dan melakukan verifikasi dan validasi data sampai ke tingkat kecamatan dan desa,” katanya.
Sutoto menjelaskan, pendataan dilakukan secara serentak di semua kecamatan. Yakni di 35 kecamatan di Kabupaten Pandeglang.
“Melakukan verivali (Verifikasi dan Validasi) dan berkolaborasi dengan pendamping PKH. Sehingga berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem yang menurutnya luar biasa sampai 0,56 persen dari semula 1,34 persen menjadi 0,78 persen,” katanya.
Sutoto mengatakan, persoalan kemiskinan ekstrem pertama adalah persoalan data.
“Maka Kabupaten Pandeglang punya program prioritas di akhir tahun kita melakukan velivali data. Dengan mengalokasikan anggaran ke masing-masing kecamatan,” katanya.
Anggarannya digunakan untuk melakukan verivali data bekerjasama dengan pendamping PKH untuk di setiap kecamatan dan di sasar sampai ke tingkat desa.
“Dan hasilnya alhmdulillah terverifikasi dengan baik karena data tersebut , langsung diinput oleh operator desa. Sehingga karena diinput oleh operator desa maka progres nya langsung muncul prosentasenya,” katanya.
Sutoto menegaskan, data penurunan ekstrem itu hasil penghitungan total warga miskin Pandeglang itu sekira 114.230, berarti di sini ad 0,78 berarti yang miskin ekstrem sekitar 700-an
“Angka kemiskinan ekstrem dibawah 1000 orang. Ini tinggal sedikit lagi untuk kita lakukan penanganan,” katanya.
Kedepan, Sutoto menerangkan, dalam rangka menekan angka kemiskinan ekstrem, strategi yang kita siapkan yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi baru.
“Jadi lebih kepada pemberdayaan. Sesuai dengan konsepnya arah kebijakan swasembada pangan,” katanya.
Lebih lanjut Sutoto mengungkapan, turunnya angka kemiskinan ekstrem ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah.
“Mudah-mudahan mendapatkan reward dalam bentuk insentif fiskal, untuk kita maksimalkan di penanganan kemiskinan ekstrem,” katanya.
Selain penghargaan tersebut, Pemkab Pandeglang meraih penghargaan kabupaten dan kota sehat.
“Ini pengalaman baru, Bappeda memberanikan diri mendaftarkan Kabupaten Pandeglang ikut penilaian kabupaten kota sehat, yang sebelumnya belum pernah karena OPD-OPD tidak siap waktu itu. Ada 9 tatanan terkait kabupaten sehat dan hasilnya berkat kolaborasi dengan OPD tatanan kota sehat kita meraih penghargaan Swasti Saba,” katanya.
Sutoto mengucapkan, rasa syukur alhmdulillah berkat kolaborasi dan berkat dukungan dari pimpinan dalam hal ini Bupati Pandeglang Irna Narulita yang terus mensuport dalam rangka meningkatkan mendorong perencanaan penganggaran itu fokus kepada penataan kawasan kabupaten kota sehat.
“Kabupaten sehat ini meliputi 9 tatanan dari mulai pelayanan kesehatan itu sendiri kemudian berkaitan pariwisata sehat. Pasar sehat, kemudian transportasi sehat, sekolah sehat, pokoknya ada 9 berhubungan dengan kesehatan semuanya itu dinilai oleh pusat dan provinsi,” katanya.
Reporter : Purnama Irawan
Editor: Agung S Pambudi