KABUPATEN TANGERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kedatangan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala BPN, Nusron Wahid, di Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, diteriaki para nelayan Desa Kohod.
Mereka meminta pertolongan kepada Nusron Wahid untuk mencari keadilan atas hak tanahnya yang diduga diserobot oleh pihak spekulan.
Eni (50), salah seorang warga Desa Kohod, menjelaskan bahwa memang yang dipagari bambu itu merupakan laut, bukan empang seperti yang dikatakan Kepala Desa Kohod, Arsin.
“Saya asli orang sini, lahir pada tahun 1970-an dan memang itu yang dipagari adalah memang lautan,” terang Eni, Jumat, 24 Januari 2025.
Dia juga mengaku senang jika beberapa SHM dan SHGB di laut yang dipagari telah dibatalkan oleh Menteri ATR/Kepala BPN.
“Senang sekali pak, saya terima kasih juga kepada pak Prabowo,” ucap Eni yang kesehariannya sebagai penjual ikan ini.
Haerudin (47), nelayan Desa Kohod, juga merasa senang lantaran di kampungnya didatangi oleh Menteri ATR/Kepala BPN, Nusron Wahid. Pasalnya, masyarakat Kampung Alar Jiban, Desa Kohod, sangat sakit hati dengan perangkat Desa Kohod yang tidak membela warganya.
“Apalagi tuh, ada yang mengatasnamakan Gus Rofi yang mengklaim punya lahan di sini seluas 33 hektare. Dan itu jelas bohong,” tandasnya.
Editor: Agus Priwandono