PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID–Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Pandeglang klaim ada lima pasar tradisional yang masih aktif beroperasi alias masih bertahana di wilayahnya.
Kepala UPT Pasar Pandeglang, Asep Dede mengatakan kelima pasar tersebut tersebar di beberapa kecamatan, yaitu Pasar Pandeglang, Pasar Labuan, Pasar Panimbang, Pasar Cibaliung, dan Pasar Picung.
“Ya, semuanya masih aktif beroperasi setiap hari. Sementara itu, ada juga pasar mingguan seperti Pasar Bojong, Saketi, dan Cipeucang,” ungkap Asep Dede, Kamis 13 Februari 2025.
Meski masih beroperasi, Asep menyebut kondisi bangunan di beberapa pasar membutuhkan perbaikan.
“Sebagian besar pasar ini dulunya dikembangkan oleh pihak swasta dengan status HGU (Hak Guna Usaha). Sekarang, banyak yang membutuhkan rehabilitasi, termasuk Pasar Pandeglang dan pasar lainnya,” jelasnya.
Asep menjelaskan bahwa hampir semua pasar di Pandeglang awalnya dikembangkan oleh pihak swasta, kecuali Pasar Menes yang dikelola oleh Taman Sari.
“Jadi jujur, semua pasar di Pandeglang itu diwarisi dari pengembang, kecuali Pasar Menes yang dikelola oleh Taman Sari. Itu pun pengembangnya masih berjalan, karena harus menunggu 20 tahun sebelum diserahkan ke kami. Sekarang baru berjalan satu tahun,” ujarnya.
Di sisi lain, sejumlah pasar tradisional di Pandeglang mulai sepi pengunjung. Persaingan dengan pusat perbelanjaan di era urban saat ini yang menawarkan fasilitas lebih lengkap disebut menjadi salah satu penyebabnya.
“Ya, masih aktif, tapi sekarang makin sepi karena persaingan dengan toko modern dan belanja online. Misalnya Ria Busana atau Central, mereka punya fasilitas seperti AC, harga yang lebih jelas, dan lebih nyaman,” ujarnya.
Menurutnya, pasar tradisional di Pandeglang saat ini lebih banyak didominasi pedagang sembako. Sementara untuk sektor sandang atau pakaian, mereka kalah bersaing dengan toko modern atau berbasis online.
“Kalau untuk sembako, pasar tradisional masih ramai. Tapi kalau sandang, ya kalah saing,” tambahnya.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: Agung S Pambudi