CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Akademisi Universitas Al-Khairiyah, Ina Sakinah menilai Robinsar Fajar dalam menjalankan 100 hari program kerjanya harus kreatif.
Di tengah kondisi keuangan daerah yang tengah mengalami defisit, ditambah instruksi presiden soal pemangkasan anggaran membuat Robinsar Fajar harus berfikir dua kali dalam pelaksanaan program.
Ina menilai dengan kondisi keuangan daerah saat ini, Robinsar Fajar harus lebih kreatif dalam hal realisasi programnya kerja.
Ihwal itu disampaikan oleh Ina, saat di wawancara oleh Radar Banten pada Rabu (12/2). “Iyah Robinsar Fajar tentunya harus kreatif, karena tidak bisa mengandalkan hanya APBD dalam realisasi program, apalagi tengah defisit anggaran, ” ucapnya.
Ina menambahkan bahwa jika tidak kreatif, program 100 hari kerja Robinsar Fajar akan hanya jadi angan-angan belaka.
Jika masih menggunakan pola pola yang sama dengan pemerintah sebelum nya Ina Sakinah, pesimis program 100 hari kerja akan terealisasi.
“Utamanya pembangunan Jalan Lingkar Utara, itu kan memakan anggaran yang sangat besar, jadi harus difikirkan bagaimana realisasinya,” tambahnya.
Aktivis perempuan muda di Kota Cilegon ini juga menyampaikan harapannya agar Robinsar Fajar fokus pada seluruh program yang langsung berdampak kepada masyarakat dalam pendidikan, kesehatan, kesejahteraan lainnya, fokus membayar utang dan menghadap defisit yang dialami Kota Cilegon.
Sementara itu salah satu tokoh pendiri Kota Cilegon, Anang Rahmat menyampaikan bahwa dirinya pesimis jika program 100 kerja Robinsar Fajar bisa terlaksana ditengah kondisi keuangan yang terpuruk.
Anang Rahmat menyampaikan Robinsar Fajar harus fokus mencari alternatif untuk realisasi program kerja, seperti kolaborasi dengan industri.
“Jika mengandalkan APBD sulit, maka Robin Fajar harus fokus untuk kolaborasi dengan pihak industri, seperti yang sudah dijalankan dengan untuk jalan lingkar selatan, ” ucapnya.
Ketua Harian Lembaga Pemerhati Masyarakat Cilegon (LPMC) ini juga menambahkan bahwa dirinya jika melakukan pola-pola kerja sama yang biasa maka akan sulit untuk realisasi program.
“Harus kreatif dan pandai melakukan pendekatan dengan industri yah, sehingga tadi CSR dari ratusan perusahaan di Kota Cilegon ini bisa terserap dengan baik, dan bisa untuk kemaslahatan orang banyak, ” tambahnya.
Editor: Abdul Rozak