PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang mengusulkan pembangunan pabrik beras modern di Kecamatan Cikeusik. Usulan tersebut disampaikan Kepala DPKP Pandeglang Nasir kepada Bupati Raden Dewi Setiani pada panen raya padi Kampung Ciakar, Desa Munjul, Kecamatan Munjul.
Kepala DPKP Pandeglang Nasir berharap, ke depan Bupati Raden Dewi Setiani dan Gubernur Banten Andra Soni bisa menyiapkan infrastruktur pengolahan gabah.
“Menyiapkan infrastruktur pusat perberasan atau pabrik beras modern di Pandeglang. Untuk lokasinya di Cikeusik,” katanya, Kamis 13 Maret 2025.
Dijelaskannya, Kecamatan Cikeusik merupakan sentra padi terbesar di Pandeglang. DPKP memiliki tugas berat karena salah satu Asta Cita Presiden Prabowo adalah swasembada pangan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
“Kita sama-sama memiliki tanggungjawab untuk menyukseskan swasembada pangan nasional. Karena selama ini kita masih bergantung terhadap pasokan beras impor. Padahal kita lumbung pangan, kalau secara angka kita surplus, tetapi gabahnya yang berpindah,” jelasnya.
Oleh karena itu, ketersediaan infrastruktur pabrik beras modern menjadi sangat penting di Pandeglang agar nanti semua potensi gabah setiap musim panen bisa diolah untuk mendapatkan nilai tambah.
“Nah ini harapan kita semua. Selama ini banyak gabah dari Pandeglang langsung keluar. Tadi di jalan kami agak pagi ke sini, puluhan truk keluar dari Cikeusik, itu platnya E, plat F, termasuk untuk PT Wilmar yang ada di Bojonegara,” ujarnya.
Ke depan gabah dari Pandeglang bisa harapannya bisa dioptimalkan. Jadi diolah dulu menjadi beras dan setelah itu dijual keluar daerah.
“Kita kelola sendiri, kita label berasnya sendiri, kita konsumsi untuk kebutuhan sendiri dan sisanya baru nanti untuk kebutuhan pasar. Nah mungkin pasar paling potensial adalah pasar ASN,” jelasnya.
Bupati Raden Dewi Setiani mengatakan, ia akan terus kawal agar Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto yaitu swasembada pangan bisa terwujud.
“Ke depan kami akan terus memberikan dukungan kepada para petani, baik berupa kebijakan, fasilitas maupun bantuan teknis lainnya. Terutama yang tadi alsintan, pupuk bersubsidi untuk para petani,” katanya.
Dewi juga akan mengawal distribusi dari penjualannya, bersama Bulog dan TNI, Polri agar harga gabah tidak di bawah harga eceran tertinggi (HET) Rp 6.500.
“Karena kita ingin petani sejahtera dan kita sama-sama bersinergi dengan TNI, Polri dan Kejaksaan,” tukasnya.
Editor: Mastur Huda