SERANG,RADARBANTEN.CO.ID-Kementerian Sosial (Kemensos) pada tahun 2025 ini menganggarkan Rp2,289 triliun bantuan sosial (Bansos) untuk warga miskin se Provinsi Banten.
Anggaran itu diperuntukan untuk berbagai program bansos seperti sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), bantuan untuk yatim piatu alias (YAPI) dan Permakanan.
Menteri Sosial (Mensos) RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyebut sedikitnya terdapat 683.110 warga Banten yang jadi Kelompok Penerima Manfaat (KPM) bansos yang pihak kucurkan.
Dengan rincian, 561.642 KPM penerima sembako senilai Rp1,336 triliun 327.198 KPM PKH senilai Rp878,035 miliar, 14.412 KPM YAPI senilai Rp35,932 miliar, 6.051 KPM Permakanan senilai Rp38.808 miliar.
Lalu 3.260.526 jiwa penerima program Penerima Bantuan Iuran (PBI) senilai Rp1,643 triliun, dan gaji atau tali asih untuk pilar sosial yang terdiri dari pendamping PKH, Tagana Pendaming Rehsos, TKSK senilai Rp35,926 miliar.
“Jadi pak Gubernur program kami ini mohon dikawal, supaya nanti efektif dan menurunkan kemiskinan apalagi kalau disinergikan dengan program dari gubernur bupati dan walikota di Banten,” kata Gus Ipul dalam dialog dengan pilar sosial di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Kota Serang, Rabu 19 Maret 2025.
Dikatakannya, bansos dikucurkan diperuntukan untuk warga miskin dengan kategori desil 1 atau mikin ekstrem, desil 2 miskin, dan desil 3 rentan seperti anak-anak rentan, penyandang disabilitas, lansia terlantas, afirmasi hingga korban bencana.
Gus Ipul menegaskan bahwa saat ini pihaknya tengah melakukan pemutahiran data penerima bantuan dengan menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
Ground Check atau pemeriksaan di lapangan pun terus dilakukan, termasuk di Provinsi Banten.
Ia menjelaskan mengenai profil kemiskinan di Banten berdasarkan hasil ground check yang pihaknya lakukan bersama dengan Badan Pusat Statistik (BPS).
Katanya, Banten merupakan daerah dengan kontribusi jumlah penduduk miskin terbesar ke 8 se Indonesia dengan jumlah 3,23 persen dari jumlah total penduduk.
“Dalam 10 tahun terakhir kemiskinan di Indonesia hanya turun 2 digit dari 11,25 persen di tahun 2014 menjadi 9,36 persen di tahun 2023. Presiden Prabowo sendiri menargetkan kemiskinan di bawah 5% pada tahun 2029, setara 4 digigit dalam waktu 5 tahun dan kemiskinan ekstrim 0% pada tahun 2026,” jelasnya.
“Ini tugas kita pak gubernur ke depan, kita bikin 0 persen kemiskinan ekstrem di Banten,” sambungnya.
Dikatakannya, secara nasional kemiskinan paling banyak ditemukan diwilayah pedesaan, jumlahnya q 11,34 persen atau sekitar 13,01 juta jiwa.
Namun, terjadi anomali di pulau Jawa, yang mana penduduk miskin banyak di wilayah perkotaan, termasuk di Provinsi Banten. Meskipun demikian, jumlah kemiskinan di Banten masih dibawah rata-rata nasional.
“Rata-rata kemiskinan nasional kita sekarang adalah 8,57 persen, kita harus apresiasi Banten karena di bawah rata-rata nasional dan menopang atau berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan tingkat nasional,” pungkasnya.
Reporter : Yusuf Permana
Editor: Agung S Pambudi