LEBAK,RADARBANTEN.CO.ID-Kondisi miris terjadi pada akses jalan utama bagi para petani dan masyarakat di Kampung Pasirgebang, Desa Cisarap, Kecamatan Wanasalam, tampak becek dan berlumpur. Diketahui jalan tersebut menghubungkan dengan dua lainnya Desa Cipedang dan Desa Parungpanjang.
Keberadaan jalan tersebut merupakan akses utama bagi masyarakat karena merupakan jalan utama menuju Desa Cisarap. Rusaknya jalan sudah terjadi puluhan yang hingga saat ini belum tersentuh pembangunan sama sekali.
Warga Wanasalam Badru menyampaikan, bahwa kondisi jalan utama Desa Cisarap sudah lama rusak. Menurutnya jalan tersebut tidak pernah di bangun walau sudah rusak parah.
“Dari dulu sudah rusak sejak saya SD. Tapi anehnya tidak pernah di bangun-bangun jalannya sampai sekarang entah kenapa padahal jalannya akses utama bagi warga,” tuturnya Badur kepada Radarbanten.co.id, dihubungi melalui telepon, Senin 14 April 2025.
Dijelaskannya, jalan tersebut tidak pernah di bangun lebih dari 10 tahun. Bahkan dari sejak dulu jalan tetapnya tanah liatnya dan kondisinya semakin parah di tahun 2025.
“Jalannya cocok untuk arena off road kalo saya liat, karena dipenuhi lumpur. Jadi jalannya merupakan jalan poros desa yang menghubunngkan tiga desa,” ucapnya.
Jalan yang rusak tersebut membuat warga kesulitan. menjelaskan, masyarakat yang melewati akses tersebut adalah para petani dan pelajar. Badru berharap, pemerintah dapat segera memberikan bantuan agar akses jalan dapat diperbaiki guna memudahkan aktivitas warga.
“Bisa di dibilang jalan ini merupakan jalan utama, karena kami di pertengahan antara Cipedang dan Parungpanjang. Tidak ada jalan coran di kampung sini, semoga secepatnya segera ada perbaikan karena ini akses utama,” tegasnya.
Sementara itu, Plt Camat Wanasalam, Cece Saputra mengatakan bahwa lokasi tersebut merupakan lumbung pangan Provinsi Banten. Dengan adanya kerusakan jalan tersebut, pihaknya terus mendorong agar pemerintah pusat dapat menyalurkan bantuan perbaikan jalan.
“Ini memang lumbung pangan di Provinsi Banten. Kemarin saat musrembang sudah kami sampaikan ke BAPENAS agar keluhan para petani bisa segera diselesaikan. Maksudnya itu kan kemampuan pemerintah kabupaten itu terbatas, makanya kita minta perhatian ke (pemerintah) pusat,” pungkasnya.
Reporter: Nurandi
Editor: Agung S Pambudi