CILEGON, RADARBANTEN.CO.ID – Peringatan HUT ke-26 Kota Cilegon, yang digelar di Alun-alun Kota Cilegon pada Minggu, 27 April 2025, tiba-tiba diwarnai dengan aksi bentang spanduk yang dilakukan oleh Rizki Baidullah. Aksi ini bukan sekadar untuk menarik perhatian, tetapi juga sebagai kritik keras kepada Pemerintah Kota Cilegon mengenai minimnya upaya pengembangan hilirisasi industri di kota industri ini.
Rizki menegaskan bahwa meskipun Cilegon sudah berstatus sebagai kota industri selama 26 tahun, namun pengembangan hilirisasi industri masih jauh dari harapan. “Cilegon punya banyak industri besar seperti steel plant, power plant, dan chemical plant, tapi produk hilirnya masih belum ada yang bisa dibanggakan,” kata Rizki dengan penuh penekanan.
Menurut Rizki, hilirisasi industri sangat penting untuk memajukan perekonomian Cilegon. Tak hanya soal menciptakan lapangan pekerjaan baru, tetapi juga meningkatkan nilai tambah produk lokal. “Dengan hilirisasi, ekonomi Cilegon bisa tumbuh lebih cepat, terutama dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan daya jual produk kita,” ujar Rizki.
Rizki juga berbagi pengalamannya yang pernah mencoba mengembangkan usaha hilirisasi logam di Cilegon, namun merasa kecewa dengan kurangnya dukungan dari pemerintah daerah. “Saya pernah coba mengembangkan usaha hilirisasi logam, tapi Pemkot Cilegon belum memberikan dukungan yang nyata. Ini yang saya harapkan bisa berubah,” keluh Rizki.
Ia juga membandingkan dengan keberhasilan hilirisasi industri di daerah lain, seperti di Cikarang, yang berhasil mengekspor mobil Toyota Fortuner ke Australia. “Di Cikarang, mereka bisa ekspor Toyota Fortuner dengan 80% komponen lokal, bahkan bahan baku baja sebagian berasal dari Cilegon. Potensi kita besar, tapi kalau tidak ada hilirisasi yang serius, semuanya hanya akan terbuang sia-sia,” kata Rizki.
Setelah membentangkan spanduk selama 15 menit, Rizki akhirnya diamankan oleh Satpol PP Kota Cilegon. Meski begitu, aksinya berhasil menyuarakan harapan besar untuk pengembangan hilirisasi industri yang lebih serius di Cilegon.
Editor : Merwanda