PANDEGLANG,RADARBANTEN.CO.ID–Puluhan murid di SDN Bojen 2, Desa Bojen Wetan, Kecamatan Sobang, Pandeglang, terpaksa belajar secara lesehan karena kekurangan ruang kelas serta fasilitas meja dan kursi.
Dalam kegiatan belajar mengajar (KBM), guru dan murid memanfaatkan teras sekolah sebagai ruang belajar darurat. Setidaknya ada tiga rombongan belajar kelas 1, 2, dan 3 yang menjalani proses belajar di teras tersebut.
Kondisi itu tidak hanya membuat siswa dan guru merasa tidak nyaman, tetapi juga menyulitkan aktivitas belajar. Saat hujan turun, para murid terpaksa berhenti belajar atau berdesakan menghindari air hujan.
Ali, salah seorang murid kelas 3, mengaku sudah tiga tahun menjalani proses belajar di teras sekolah. Ia mengatakan, situasi tersebut membuatnya kesulitan menulis karena tidak ada meja sebagai alas.
“Dari kelas 1 sudah belajar di teras karena nggak ada meja dan kursi. Rasanya nggak enak, kalau hujan ya kehujanan. Nulis juga susah karena nggak ada bangku,” kata Ali, Senin 19 Mei 2025.
Ali dan teman-temannya di SDN Bojen 2, Desa Bojen Wetan, Kecamatan Sobang, Pandeglang, berharap sekolah mereka segera membangun ruang kelas baru lengkap dengan fasilitas meja dan kursi.
“Biar kayak sekolah-sekolah lain kan ada kelasnya. Kita belajar jadi nyaman,” ujarnya.
Sementara, Kepala SDN Bojen 2, Darni mengakui kondisi tersebut sudah berlangsung cukup lama. Menurutnya, siswa kelas 1 hingga kelas 3 terpaksa belajar di luar ruangan karena keterbatasan ruang kelas. Pihak sekolah pun menerapkan sistem shift (bergantian) untuk menampung para siswa.
“Sebetulnya, siswa di SDN Bojen 2 itu banyak, ada lebih dari 200 orang. Tapi, ruang kelas kita masih kurang tiga. Kelas 1 sampai kelas 3 itu harus belajar sif karena kekurangan ruang,” jelas Darni.
Darni berharap ada perhatian dari pemerintah setempat untuk menambah fasilitas ruang kelas agar proses belajar mengajar bisa berjalan lebih nyaman dan efektif.
Reporter: Moch Madani Prasetia
Editor: AGung S Pambudi