SERANG, RADARBANTEN.CO.ID – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan peran strategis Polri dalam mendukung distribusi dan stabilisasi harga pangan nasional. Hal itu disampaikan saat meninjau langsung distribusi beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Mapolda Banten, Selasa 12 Agustus 2025.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolri mengungkapkan bahwa saat ini ada 1,3 juta ton beras yang harus segera disalurkan ke masyarakat. Ia meminta seluruh jajaran kepolisian di Indonesia turut aktif mengawal proses distribusi agar beras benar-benar sampai ke tangan masyarakat dengan harga terjangkau.
“Saat ini, jumlah beras yang harus disalurkan sekitar 1,3 juta ton. Saya harapkan Polri bisa mendorong dan membantu agar semua ini dapat terdistribusi hingga akhir tahun nanti,” kata mantan Kapolda Banten tersebut.
Sigit menjelaskan, Polda Banten turut berperan dengan menggelar gerakan pangan murah yang menyediakan kebutuhan pokok seperti 4 ton beras, 250 kilogram gula, dan 250 liter minyak goreng. Semua komoditas dijual ke masyarakat dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Saya juga menerima laporan bahwa hingga saat ini kurang lebih 27 ton beras telah didistribusikan oleh Polda Banten,” katanya.
Secara nasional, lanjutnya, Polri telah menyalurkan lebih dari 2.225 ton beras. Ke depan, program distribusi ini akan diperluas ke seluruh jajaran Polda hingga Polsek, agar akses masyarakat terhadap beras SPHP lebih merata.
“Dan benar-benar diterima masyarakat sesuai HET maksimal,” tegasnya.
Ia juga menekankan, salah satu tujuan dari distribusi besar-besaran ini adalah untuk menekan harga beras yang masih fluktuatif di pasar. Kapolri menyebut, dengan operasi pangan murah dan distribusi SPHP yang massif, harga bisa lebih terkendali, bahkan diharapkan di bawah HET.
“Harapan kami tentu agar harga bisa di bawah HET, guna mengimbangi dinamika yang terjadi di lapangan,” tuturnya.
Seperti diketahui, distribusi beras SPHP merupakan bagian dari upaya pemerintah pusat dalam menjaga ketahanan pangan dan mengatasi lonjakan harga bahan pokok, terutama menjelang akhir tahun dan menjelang momen politik nasional.
Editor: Merwanda









