Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Sumlor tidak pernah sepi dari pengunjung. Setiap sore anak-anak Kampung Sampay Lor, Desa Sukarendah, Kecamatan Warunggunung, mengunjunginya. Mereka menunggu waktu berbuka puasa (ngabuburit) dengan membaca buku di TBM yang dikelola Kelompok Penyanyi Jalanan (KPJ) Rangkasbitung itu.
MASTUR – Warunggunung
Sekira pukul 16.00 WIB, kemarin (21/6), belasan anak-anak dari Kampung Sampay Lor, mendatangi TBM Sumlor. Mereka langsung masuk dan memilih buku di rak yang disediakan pengelola TBM. Anak-anak kampung itu kemudian duduk rapi di bangku sambil membaca buku pilihan masing-masing.
Pengelola TBM Ahmad Lugas Kusnadi atau yang akrab disapa Ugas dengan ramah melayani anak-anak kampung itu. Ugas meminta anak-anak kampung itu untuk tidak berisik sehingga tidak terganggu anak-anak lain yang membaca buku.
“Tiap hari pasti ada saja anak yang singgah ke TBM Sumlor. Sambil ngabuburit, mereka membaca buku di dalam TBM bersama teman-temannya,” kata Ugas kepada Radar Banten.
Yang datang ke TBM Sumlor selama Ramadan mencapai 30 anak per hari. Mereka datang mulai pukul 16.00 WIB dan baru bubar pada pukul 17.40 WIB, ketika mendekati waktu berbuka puasa. Anak-anak Kampung Sampay Lor itu sudah terbiasa datang ke TBM Sumlor. Mereka tidak canggung lagi ketika masuk ke TBM untuk mencari dan membaca buku pilihannya.
“Saya bebaskan anak-anak untuk membaca di dalam TBM. Dengan catatan, mereka tidak boleh berisik dan harus menjaga kebersihan di dalam TBM,” tegas Ugas.
Minat baca anak-anak Kampung Sampay, katanya, harus ditularkan kepada anak-anak di kampung dan desa lain di Lebak. Oleh karena itu, Ugas dan pengurus KPJ berkomitmen untuk terus mengampanyekan Gerakan Indonesia Membaca (GIM) yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di kampus La Tansa Mashiro beberapa waktu lalu. Dengan membaca, masyarakat Lebak akan mendapatkan pengetahuan yang luas sehingga tidak akan mudah dibodohi oleh orang lain.
“Mulai awal Ramadan, TBM Sumlor enggak pernah sepi. TBM ini jadi tempat ngabuburit anak-anak kampung sini,” ungkap Ugas.
Dia berharap, budaya membaca dapat terus ditingkatkan di Lebak. Saat ini, diakuinya, masih banyak anak-anak yang malas membaca dan menulis. Kondisi tersebut berdampak terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM) masyarakat Lebak. Wajar jika kemudian sebagian besar masyarakat Lebak hidup di bawah garis kemiskinan.
“Saya selalu mengajak anak-anak dan masyarakat Sampay Lor dan Sukarendah untuk datang ke TBM Sumlor, untuk menghidupkan budaya membaca di kampung-kampung. Sehingga ke depan, tercipta kampung literasi di wilayah Lebak,” harap Ugas.
Alisa, salah seorang anak di Kampung Sampay Lor, mengaku, setiap hari ngabuburit bersama teman-temannya di TBM Sumlor. Dia menghabiskan waktu satu sampai dua jam untuk membaca berbagai jenis buku yang dikoleksi TBM Sumlor.
“Sambil menunggu buka puasa,” ujarnya. (*)