SERANG – Petahana Rano Karno belum mendapatkan pendamping untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Banten 2017. Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) masih mempertimbangkan beberapa nama yang layak untuk disandingkan dengan Rano.
Setidaknya ada lima nama yang menguat sebagai bakal calon wakil gubernur pendamping Rano. Mereka adalah Ranta Soeharta (Sekda Banten), Asmudji (mantan Asda 1 Pemprov Banten), Ahmad Taufik Nuriman (mantan Bupati Serang), Tb Haerul Jaman (Walikota Serang), dan Wawan Iriawan (Ketua DPW NasDem Banten). Rano sudah memanggil kandidat pendampingnya itu ke rumah dinas gubernur, kecuali Wawan Iriawan. Itu karena Wawan baru muncul belakangan setelah nama-nama kandidat lain sudah diserahkan ke DPP PDIP untuk dipertimbangkan.
Rano mengisyaratkan, akan menggandeng birokrat sebagai pendampingnya. Keinginan tersebut pernah dilontarkan Rano saat mengundang Ranta dan Asmudji ke rumah dinasnya, Rabu (27/7). Namun, isyarat itu belum menunjukkan kejelasan karena DPP PDIP belum memutuskan siapa pendamping Rano dari kalangan birokrat.
Sementara itu, Gerindra merekomendasikan Ahmad Taufik Nuriman sebagai bakal calon wakil gubernur mendampingi Rano. Surat rekomendasi Gerindra ini ditandatangani oleh Ketua Umum DPP Gerindra Prabowo Subianto dan Sekjen A Muzani pada 12 Agustus lalu.
Sementara Jaman masih bersikukuh ingin mendampingi Rano pada Pilgub Banten. Ia pun masih menebar alat sosialisasi di sejumlah sudut kota di Banten. Nama Wawan Iriawan tidak kalah kuat. Ia punya lima kursi di DPRD Banten, cukup membulatkan syarat 17 kursi untuk mencalonkan Rano bersama PDIP yang memiliki 15 kursi.
Pengamat politik Untirta Leo Agustino menilai, ada alasan mengapa Rano belum juga mengumumkan wakilnya untuk Pilgub Banten. Salah satu yang utama adalah masih ‘tegangnya’ permintaan DPP dan keinginan dirinya. “DPP menghendaki RK berpasangan dengan Aa (Andika Hazrumy-red), sementara RK mempunyai pilihan sendiri,” kata Leo kepada Radar Banten, kemarin.
Meski Andika sudah diusung Golkar, Demokrat, PKS, Hanura, dan terakhir PAN untuk berpasangan dengan Wahidin Halim (WH), tetapi DPP PDIP percaya bahwa sebelum nama masuk ke KPU maka semua kemungkinan bisa terjadi. “Saya menilai, RK masih mengharapkan DPP mengizinkan dirinya berpasangan dengan calon wakil gubernur pilihannya. Namun, DPP tidak menghendaki itu. Saya kira itu alasan yang paling masuk akal kenapa RK sampai sekarang belum mengumumkan siapa wakilnya,” jelasnya.
Masalah tersebut, lanjut Leo, menjadi faktor penyulit mengapa hal tersebut terjadi. Meskipun belakangan muncul nama-nama yang akan disandingkan dengan RK, seperti ATN yang direkomendasikan Gerindra, Wawan yang ditawarkan NasDem, serta Walikota Serang Tb Haerul Jaman dan Sekda Banten Ranta Soeharta. “Petahana sendiri sudah menyampaikan kriteria pendampingnya dari kalangan birokrat. Namun, tidak disebutkan langsung siapa yang dimaksudnya itu,” ungkapnya.
Leo menambahkan, kesepakatan koalisi PDIP-PPP justru membuka ruang untuk nama lain masuk dalam bursa cawagub RK, sebut saja Ketua Bappilu DPP PPP M Mardiono bahkan nama Johan Budi pun disebut-sebut sebagian pendukung RK. “Kalau sudah begini, RK mau tidak mau harus patuh pada keingininan DPP. Sebab kekuatan calon lawannya, WH-Aa, tidak bisa hanya dilawan dengan elektabilitas dan popularitas RK seorang, cawagubnya juga harus memiliki nilai jual yang sama,” jelasnya.
Sementara Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning menegaskan, DPP tidak mau terburu-buru mengumumkan wakil RK. “PDIP akan menentukannya mendekati waktu pendaftaran pasangan cagub/cawagub. Ini bagian dari strategi,” kata Ribka.
Semua nama yang mencuat di publik, lanjut Ribka, sudah digodok oleh DPP. “Semuanya masih berpeluang, tapi DPP akan memilih figur yang dapat mendongkrak suara RK,” jelasnya.
Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan, calon pendamping Rano sudah mengerucut ke beberapa nama. Namun, ia enggan membeber alasan tak kunjung ditentukannya nama cawagub pendamping Rano. ”Yang pasti, ada yang birokrat, ada yang pernah memiliki posisi penting, dan ada yang dari parpol,” ujarnya tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Kata dia, setiap hari DPP PDIP menggelar rapat untuk membahas sejumlah pilkada tahun depan. “Banten salah satu yang juga masih terus kami pantau perkembangannya,” kata Hendrawan, kembali. (Deni S/Radar Banten)