PADARINCANG – Musibah menimpa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Padarincang saat siswa menjalankan proses pembelajaran, Senin (16/1). Pohon beringin tumbang dan menghancurkan dua ruang kelas. Beruntung, tidak ada korban jiwa maupun luka.
Menurut informasi yang dihimpun, sekira pukul 09.55, batang pohon retak dan terkulai menimpa atap dua ruang kelas XII IPS, lima menit menjelang siswa istirahat. Batang pohon tersebut berukuran 25-30 cm dengan panjang sekira 15 meter dan menjulur di atas gedung sekolah, menimpa dua ruang kelas. Dua ruang kelas tersebut merupakan kesatuan bangunan yang terdiri dari tiga kelas.
Suara gemeretak batang pohon yang sudah menimpa genteng ruang kelas seakan menjadi aba-aba dan dimanfaatkan guru untuk mengevakuasi siswa. Setelah itu, khawatir pohon tumbang semakin parah, pembelajaran tiga rombongan belajar kelas XII IPS kemudian dipindahkan ke ruang laboratorium komputer, laboratorium IPA, dan musala.
Dugaan terjadi, sekira pukul 11.35, batang pohon tersebut ambruk dan menghancurkan dua ruang kelas. Terlepas dari batang pohon. Beruntung tidak ada seorang pun di dalam ruang kelas tersebut. Namun dua ruang kelas hancur dan membuat sejumlah siswa histeris dan masih trauma.
Guru SMAN 1 Padarincang Asep Mahmudin mengatakan, tumbangnya pohon tersebut karena hujan yang terus mengguyur selama satu pekan terakhir. “Pohonnya juga sudah tua,” katanya saat dimintai keterangan oleh Radar Banten, Senin (16/1).
Ia mengatakan, bencana terjadi saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung. “Terdengar suara gemuruh yang keras, kirain longsor tanah, ternyata gedung kelas tertimpa pohon,” ujarnya. Ia menambahkan, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, para siswa merasa syok.
Tak lama setelah kejadian, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang bersama Koramil Padarincang langsung mendatangi lokasi. “Sudah dilaporkan ke desa, ke kecamatan juga,” tuturnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Serang Asep Nugrahajaya mengaku sudah mendapatkan laporan terkait musibah tersebut. “Saya buat laporan tertulis ke pimpinan. Besok (hari ini) saya akan meninjau langsung karena baru mendapat informasi sore (kemarin),” ujarnya.
Kata Asep, pendidikan menengah saat ini menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Oleh karena itu, segala penanganan fisik menjadi tanggung jawab Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Banten. “Kami sifatnya melaporkan untuk penanganan. Kami sudah tidak melangkah ke hal terkait fisik. Tapi sudah saya laporkan ke pihak provinsi, termasuk ke Kepala Dindik Provinsi Banten,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Banten Adrius Prihantono mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait kejadian tersebut. “Kita juga sudah lihat foto-fotonya,” ujarnya.
Ia mengatakan, setelah mendapatkan informasi terkait kejadian tersebut, pihaknya langsung mengirim tim ke tempat kejadian perkara (TKP). “Kita juga sudah koordinasi dengan pihak Dikmenti,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk menindaklanjuti hal tersebut, pihaknya akan segera melakukan perbaikan gedung sekolah yang rusak. “Upaya perbaikan insya Allah akan dilakukan mulai besok (hari ini),” ujanya. (Rozak/Radar Banten)