DENOK (32), nama samaran, sudah tujuh tahun berumah tangga masih saja bersabar memiliki suami pembohong dan dikenal sebagai tukang obral janji bernama Dudung (33), juga nama samaran. Keduanya warga Kabupaten Serang. Belum lagi, Denok pernah merasakan betapa sakit hatinya dikhianati Dudung yang sempat memiliki istri siri. Meski pada akhirnya, Dudung melepaskan istri sirinya dan kembali ke pelukan Denok. Buah kesabaran Denok itu semua tak lain demi masa depan putri satu-satunya, hasil pernikahannya dengan Dudung. Belum mengerti kan maksud Denok?
Dijelaskan wanita bertubuh sintal itu, alasannya bertahan selama ini menjaga keutuhan rumah tangga dengan Dudung, dipicu suaminya yang buaya itu bakal menjadi salah satu ahli waris harta orangtuanya yang lumayan kaya. Terlebih, Dudung merupakan anak lelaki satu-satunya dalam keluarga dari tiga bersaudara. Jadi, Denok berpikir, jatah warisan Dudung pastinya akan lebih besar ketimbang kedua saudara perempuannya.
Perilaku buruk yang dipelihara Dudung dari sejak menikah itu memang sempat membuat Denok tak kuat lagi bertahan. Bahkan, wanita berkulit hitam manis itu sempat meminta pisah ranjang ketika suaminya berperawakan kurus kering itu, ketahuan selingkuh hingga dikabarkan sudah menikah siri. “Dua tahun kita pisah ranjang setelah bertengkar hebat. Tapi, setelah saya introspeksi dan mikir-mikir, kalau saya sampai bercerai, anak bakal jadi apa, bisa madesu,” terangnya. Apa tuh madesu? “Masa depan suram” jawabnya. Mengapa begitu?
Soalnya, dijelaskan Denok, Dudung sebagai ayah dari anaknya memiliki masa depan cerah. Sepeninggal ayahnya yang meninggal karena menderita sakit, otomatis harta warisan mulai dari rumah mewah, mobil, perabotan antik, sampai tabungan yang mencapai miliaran rupiah bakal jatuh ke tangan Dudung dan kedua saudaranya.
Tentunya, Dudung-lah yang bakal memiliki porsi warisan lebih besar karena satu-satunya laki-laki dalam keluarga. Terlebih, kedua saudara Dudung juga sudah pada berkeluarga dan pisah rumah dibawa oleh suami mereka masing-masing. Kondisi itu tentu menguntungkan bagi Dudung yang kini hanya tinggal bersama ibunya di rumah yang sebegitu luasnya. Situasi itu pastinya akan membawa martabat bagi Denok beserta anaknya.
Hingga akhirnya, Denok menerima permintaan Dudung yang ingin mengajak rujuk kembali setelah dua tahun mereka pisah ranjang. Denok sudi memaafkan Dudung yang mempunyai hidung mancung itu. “Intinya, saya enggak ingin anak saya hidup susah gara-gara keegoisan saya. Bukan berarti matre ya,” ucapnya. Iya iya, siapa juga yang bilang matrealistis, merasa ya!
“Sebenarnya, hati ini belum sudi memaafkan suami. Soalnya, Mas Dudung tuh benar-benar tukang bohong. Ke mana-mana obral janji, tapi enggak pernah ditepati alias omdo (omong doang). Bikin jengkel plus malu,” kesalnya.
Diakui Denok, sifat suami itu muncul tidak pada saat sesudah menikah, melainkan dari semenjak masih pacaran. Hanya saja, omdonya belum separah setelah berumah tangga. Dulu, mentang-mentang ke mana-mana bawa mobil, Dudung selain kerap memamerkan harta orangtuanya, juga sering menjanjikan sesuatu yang belum pasti. Seperti meminjamkan mobil kepada temannya, pas ditagih bilangnya nanti-nanti sampai akhirnya batal karena ternyata tidak diperbolehkan oleh orangtuanya. Kemudian, pernah berencana meminjamkan uang, lalu gagal karena ternyata Dudung jarang dikasih uang saku semasa ayahnya masih hidup. Dudung termasuk parasit, hidupnya mengandalkan orangtua yang pensiunan pejabat.
Sikap negatif Dudung itu pun kerap membuat Denok gerah karena dinilai sudah mempermalukan nama keluarga. Dianggapnya, keluarga Denok itu tukang kibul. Lantaran itu, di lingkungan rumah mereka serasa tidak punya tetangga karena semua sudah pada menjauh. Begitu pula teman yang dulunya dekat dengan Dudung, kini sudah tak pernah datang ke rumah atau sekadar ‘say hi’ pada saat berpapasan. Sayangnya, saat dinasihati Dudung juga tak pernah sadar, malah suka berbalik emosi.
“Mas Dudung itu keras kepala. Dikasih tahu, suka enggak terima. Capek deh. Enggak sadar kalau sifat omdonya itu bikin malu,” kesalnya. Sabar Teh, mungkin omdonya itu hanya untuk cari sensasi! Hehehe.
Awalnya, Denok memaklumi sikap Dudung yang kerap membohongi semua orang yang diajaknya bicara. Namun, lama-lama Denok tak tahan seiring suaminya itu diam-diam juga bermain api dengan perempuan lain. Mengingatkan awal pertemuan Denok dengan Dudung yang juga diawali perselingkuhan. Namun, pengakuan Dudung ketika pertama berkenalan dengan Denok, dia yang baru diselingkuhi pacar. Pengakuan palsu itulah, yang membuat Denok merasa iba dan ingin mencoba mengenal Dudung lebih jauh.
“Waktu itu, saya mikirnya juga, tampang Kang Dudung lumayan cakep. Enggak ada salahnya dicoba. Apalagi, banyak yang tahu kalau keluarga Dudung itu orang kaya” akunya. Tuh kan, ketahuan juga matrenya. Setelah gayung bersambut, tak sadar kalau Denok sudah masuk ke dalam lubang buaya.
Setelah menikah, Denok mulai sadar kalau ternyata dia telah menikahi lelaki pembohong sejati. Ya salam. Namun, Denok mencoba bertahan dengan dalih hidup bersama Dudung paling tidak masa depan cerah. Denok tidak tahu, kalau Dudung keturunan dari keluarga yang pelitnya naudzubillah. “Buktinya, mereka tinggal di rumah gedong juga, makannya irit. Masa, orang kaya menu makannya ikan asin tiap hari sama sayur doang. Dagingnya jarang,” akunya. Kan hemat pangkal kaya, Teh!
Singkat cerita, Denok tetap mau menerima lamaran Dudung dengan pertimbangan banyaknya harta yang bisa diwariskan orangtua. Termasuk, pekerjaan Dudung juga hasil warisan orangtuanya. Hanya saja, di kantor Dudung tidak pernah punya teman karena teman-temannya juga kerap dibuat gerah oleh tingkah Dudung yang doyan ngibul. Sampai akhirnya, dia sendiri kena getahnya, dikucilkan di mana pun. “Kang Dudung juga pelitnya minta ampun. Gaji juga enggak pernah dikasih utuh tuh. Katanya sisa gaji ditabung. Ujung-ujungnya, ketahuan kalau sisa gaji itu sering ditransfer ke istri sirinya. Sabar-sabar,” keluhnya.
Sampai akhirnya, setelah ayah Dudung meninggal, Denok merasa iba dan mau kembali rujuk. Denok mencoba memaklumi penyakit gombal Dudung yang tak akan bisa disembuhkan. “Kalau sudah wataknya tukang bohong, ya susah juga. Untung banyak warisan. Ya, sebagai istri baik harus terima segala kekurangan suami,” tegasnya. Di mana kurangnya Teh, Kang Dudung kan orang kaya? Ya salam. (Nizar S/Radar Banten)