CILEGON – Ambrolnya jembatan di Jalan Lingkar Selatan (JLS) pada 25 April lalu berdampak luas terhadap roda perekonomian di Kota Cilegon. Ini lantaran sejak putusnya jembatan tersebut, JLS yang biasanya menjadi akses jalan utama bagi para pelaku usaha maupun industri, tidak bisa dilalui lagi.
Menanggapi hal ini, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Angkutan Truk Indonesia (Aptrindo) Provinsi Banten Syaeful Bahri membenarkan, ambrolnya jembatan di JLS jelas berdampak besar bagi para pelaku usaha. “Ya lumayan dampaknya. Waktu pendistribusian barang menjadi terganggu,” katanya kepada Radar Banten, Minggu (6/5).
Syaeful menuturkan, bagi para pelaku usaha yang biasa melewati JLS, sangat terasa sekali dampaknya. “Kalau kerugiannya berapa, belum dihitung. Tapi yang jelas, hal itu sangat merugikan para pelaku usaha dan industri,” tutur pengusaha angkutan truk ini.
Sementara Sekretaris DPD Aptrindo Banten Dede Rohana Putra mengatakan, putusnya jembatan tersebut secara ekonomi berdampak besar. “Bisa mencapai setengah miliar bahkan Rp1 miliar kerugiannya,” kata Dede yang juga Sekretaris Asosiasi Pengusaha Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Provinsi Banten ini.
“Masyarakat Cilegon tidak bisa menggunakan akses JLS lagi. Sehingga semua kendaraan tumpah ruah di Jalan Raya Anyar-Cilegon dan membuat kemacetan tak terhindari,” imbuh Dede.
Menurut Dede, dengan putusnya jembatan tersebut, bahan bakar minyak (BBM) banyak yang menguap akibat macet. “Berapa banyak BBM yang digunakan karena perjalanan harus memutar arah. Demikian juga kerugian masyarakat ketika harus memutar arah kendaraannya,” terang Dede seraya mengatakan bahwa Aptrindo mendukung Pemkot Cilegon segera memperbaiki jembatan di JLS.
Lebih lanjut kata Dede, untuk dapat dilakukan segera perbaikan jembatan tersebut, apa yang dilakukan Pemkot sudah tepat dengan melibatkan peran industri dan para pelaku usaha. “Hal ini dilakukan Pemkot karena ada keterbatasan prosedur jika harus tetap mengandalkan anggaran pemerintah,” ucapnya.
Tidak hanya itu, harus segera diperbaikinya jembatan tersebut, kata Dede, karena waktu sudah tidak terasa. “Apalagi musim mudik Lebaran sudah sebentar lagi. Mengingat bulan suci Ramadan tinggal menghitung minggu. Bayangkan jika jembatan JLS tidak segera diperbaiki maka Cilegon akan macet parah di mana-mana. Satu minggu sebelum Lebaran, jembatan JLS harus sudah selesai diperbaiki,” harapnya. (mam/sr/ags/RBG)