Berpuasa biasanya berimbas pada jumlah asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Namun, berpuasa telah terbukti secara medis sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Satu di antara manfaat puasa itu adalah detoksifikasi atau menetralkan racun yang ada dalam tubuh.
Dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar, dr. Ni Ketut Sumartini mengungkapkan, kondisi tubuh saat berpuasa merupakan saat di mana organ-organ pencernaan punya waktu untuk beristirahat.
“Artinya, mekanisme metabolisme tubuh orang puasa yang semula bekerja lebih aktif, kini bisa memiliki waktu istirahat dan mengelola zat-zat gizi secara sempurna sekaligus melepas racun yang ada dalam tubuh,” ujarnya seperti diberitakan JPNN dari Bali Express.
Sumartini menjelaskan, organ pencernaan usus mulai berhenti bekerja sekitar delapan jam usai terakhir mengonsumsi makanan atat saat sahur. Setelah itu, produksi energi akan mengambil glukosa atau gula darah yang tersimpan di organ lain seperti hati atau otot.
“Jadi, ketika nutrisi makanan pada usus habis, kita masih ada cadangan energi dari gula darah dan lemak,” jelasnya.
Pada tahapan pembakaran dan penguraian lemak menjadi gula darah dan energi itulah terjadi proses detoksifikasi. “Organ pencernaan kita sekaligus mengeluarkan enzim dan racun yang ada di tubuh kita,” terangnya.
Oleh sebab itu, Sumartini menyarankan orang yang berpuasa untuk mengatur pola asupan nutrisi gizi pada saat sahur. Caranya bisa dengan mengonsumsi karbohidrat kompleks berserat tinggi di saat sahur.
Sumartini memerinci makanan yang memiliki karbohidrat kompleks berserat tinggi antara lain nasi merah, roti gandum dan dilengkapi dengan makanan mengandung protein dan lemak seperti ikan, daging, sayur dan juga buah. “Agar produksi gula darah saat kita berpuasa menjadi banyak, agar kita gak lesu-lesuan saat berpuasa,” tandasnya.(bx/sar/yes/JPR/JPG)