SERANG – Santri harus menjadi pelopor kerukunan dan selalu menjaga ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathoniah, dan ukhuwah insaniah. Santri juga harus menjalankan jihad struktural, memajukan dan mengembangkan pendidikan pesantren sebagai lokomotif pembangunan peradaban bangsa yang dijiwai nilai-nilai Islam dan kearifan budaya Nusantara.
Demikian isi Resolusi Jihad Hari Santri Nasional (HSN) di sela-sela Istighotsah dan Apel Akbar peringatan HSN tingkat Provinsi Banten tahun 2018 di Kawasan Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Senin (22/10).
Ketua Presidium Forum Silaturahim Pondok Pesantren (FSPP) Banten KH A Matin Djawahir mengatakan, perbedaan pilihan pada Pemilu 2019 harus disikapi bijak. Ia mengajak pesantren memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. “Menyerukan kepada pimpinan pondok pesantren dan seluruh santri di Banten untuk menjadi pelopor kerukunan dalam menyikapi perbedaan pilihan pada Pemilu dan Pilpres 2019,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, santri harus menjalankan jihad struktural, memajukan dan mengembangkan pendidikan pesantren sebagai lokomotif pembangunan. “Kami juga mendukung inisiatif DPR RI dan pemerintah dalam pembahasan dan penetapan undang-undang pondok pesantren dan pendidikan keagamaan sebagai landasan yuridis pelaksanaan jihad kultural,” katanya.
Menurutnya, pesantren telah berkontribusi besar dalam merawat, mengkaji, dan mengembangkan intelektual melalui pengajian kitab kuning dan kaderisasi ulama, dakwah dan penyiaran Islam serta pelayanan ekonomi sosial, pemberdayaan umat sesuai dengan syariat Islam. “Kami mendukung dan memberikan apresiasi kepada Pemprov Banten yang telah, sedang dan terus menjalankan program revitalisasi Masjid Agung Banten dalam rangka pemberdayaan pondok pesantren dalam kerangka kerja Pemprov yang sejahtera berdaya saing dan berakhlakul karimah,” terangnya.
Ia berharap, Pemprov mewujudkan cita-cita pendahulu dalam mewujudkan Banten yang bermartabat dan berakhlakulkarimah. Ia juga berharap HSN bisa dilaksanakan kembali di tempat ini. “Insya Allah akan rampung nanti karena tahun depan akan digelar peringatan Hari Santri Nasional kembali di sini,” katanya.
Gubernur Wahidin Halim dalam sambutannya berharap santri dapat meniru semangat pengorbanan para kiai, alim ulama, dan santri terdahulu ketika melawan penjajah dengan harta bahkan nyawa demi NKRI. “Kalau dulu kita melawan penjajah, maka hari ini kalian para santri melawan diri sendiri untuk mengejar prestasi, mengembangkan kemampuan diri dan tentunya harus mampu menjaga serta merawat NKRI, dimana Pancasila sebagai dasar negara yang sudah final,” katanya.
Pria yang akrab disapa WH itu mengingatkan, agar santri terus menimba ilmu dan jadilah santri yang baik dan kelak menjadi ulama yang selalu menebarkan ilmunya ke pelosok negeri. Kata dia, santri harus takzim kepada kiai dan ulama. “Santri berperan dalam mewujudkan Banten yang berakhlakul karimah, mereka jadi agen pembentuk karakter masyarakat, karakter daerah bahkan karakter bangsa yang religius, mandiri dan menjunjung tinggi nilai kesopanan,” terangnya.
Wakapolda Banten Kombes (Pol) Tomex Korniawan mengatakan, sejarah telah mencatat santri menunjukkan eksistensi yang sangat luar biasa untuk mengokohkan pilar NKRI berlandaskan Pancasila dan bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. “Dengan lahirnya hari Santri Nasional, berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 22 Oktober 2015, komitmen dan tujuannya adalah untuk menguatkan santri agar semakin kuat dan semakin berkembang,” katanya.
Teladani Santri
Sementara Pemkot Cilegon memperingati HSN dilaksanakan di halaman Kantor Walikota Cilegon dengan dihadiri ribuan santri dan pemimpin pesantren se-Kota Cilegon, Senin (22/10) pagi.
Plt Walikota Cilegon Edi Ariadi mengatakan, Kota Cilegon merupakan salah satu kota yang dikenal religius. “Insya Allah ini (peringatan HSN) akan menjadi agenda rutin pemkot setiap tahun. Kita juga tidak hanya menggelar secara seremonial saja, tapi harus ada manfaat lain,” kata Edi, Senin (22/10) pagi.
Edi menambahkan, ada empat poin yang bisa diteladani dari kehidupan santri. Yaitu menegakkan iman dan takwa, kejujuran, rendah hati, dan berprasangka baik. “Kalau kita semua mampu menerapkan ini semua, insya Allah hidup akan damai dan tenteram. Terutama untuk pegawai Pemkot Cilegon untuk bisa menerapkan empat poin tersebut agar bisa ikhlas dan maksimal dalam bekerja,” imbuhnya.
Ia juga berharap agar seluruh pegawai di lingkungan Pemkot Cilegon dapat menerapkan budaya berzikir dalam setiap pekerjaan. “Agar selalu mengingat Allah Swt dalam setiap pelayanan pemerintahan yang kita berikan kepada masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Kasubag Bina Keagamaan dan Bintal Pemkot Cilegon Rahmatullah menyatakan, selain menyalurkan paket sembako ke 42 ponpes yang tersebar di Kota Cilegon, Pemkot juga membagikan kitab kuning. (Fauzan D-Andre AP/RBG)