BALI – Target Persita ke Liga 1 Indonesia musim 2020 terkabul. Tiket promosi tersebut sudah dalam genggaman Persita setelah menumbangkan Sriwijaya FC melalui drama adu penalti, Jumat (22/11) pada babak semifinal.
Pada laga yang berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali itu, Persita melesatkan tiga gol. Sebaliknya, Sriwijaya FC hanya mencetak dua gol ke gawang Persita yang dijaga kiper Annas Fitranto. Tiga gol Persita dipersembahkan oleh Diego Banowo, Adittia Gigis, dan Amarzukih. Sementara dua gol Sriwijaya FC dari Airlangga dan Yohanis.
Saat pertandingan waktu normal, kedua tim memulai laga dengan terbuka. Persita dan Sriwijaya FC saling menyerang guna membuka peluang gol. Pertandingan dengan sistem single match ini berlangsung menarik.
Jual beli serangan antara kedua tim belum tampak membahayakan hingga 15 menit laga berjalan. Memasuki menit ke-20 peluang pertama akhirnya didapatkan Sriwijaya FC melalui tendangan bebas. Namun sayang, tendangan yang dilesatkan Siswanto dari luar kotak penalti itu melambung keatas mistar gawang.
Tak lama berselang, atau menit 26, Sriwijaya FC kembali mendapatkan peluang lewat Yongki Aribowo. Namun umpan silang dari Anis Nabar itu juga belum berbuah manis.
Pendekar Cisadane pun tak tinggal diam. Anak asuh Widodo Cahyono Putro itu pun terus berupaya menyerang lini pertahanan Sriwijaya FC. Peluang Persita pun berhasil dibuka pada menit ke-36. Sepakan Amarzukih mengarah ke gawang Sriwijaya FC, namun belum bisa dikonversi menjadi gol. Hingga jeda turun minum skor kedua tim masih 0-0.
Memasuki babak kedua, pertandingan berlangsung lebih menarik. Semangat kedua tim untuk membuka gol pertama kian menggebu. Namun upaya kedua tim masih gagal hingga pertandingan waktu normal usai.
Pertambahan waktu pun dilakukan, bahkan hingga dua kali. Namun gol masih belum ada yang tercipta. Hingga kemudian pertandingan berlanjut adu penalti, dan kemenangan diraih oleh Persita.
Pelatih Persita Widodo Cahyono Putro, mengucapkan terima kasih kepada pemain, manajemen, serta suporter karena timnya berhasil malaju hingga ke final. Terkait dengan keunggulan timnya dalam adu penalti, mantan pelatih Bali United ini mengungkapkan bahwa anak asuhnya sudah terbiasa latihan menendang bola dari titik putih karena itu adalah menu wajib di timnya. “Sudah terbiasa dan sering dilakukan dalam latihan,” kata Widodo.
Setelah pertandingan semifinal ini, Widodo harus meninggalkan timnya. Pelatih kelahiran Cilacap, Jawa Tengah, ini harus melayat saudara perempuannya yang meninggal. Meski demikian, ia memastikan akan segera kembali untuk mendampingi timnya mempersiapkan laga final yang akan berlangsung pada Senin, 25 November 2019. “Saya ke Wonosobo, mungkin Sabtu atau Minggu pagi bergabung kembali,” jelas Widodo
Sementara itu, pelatih Sriwijaya FC, Kas Hartadi, menilai timnya kurang beruntung dalam adu penalti. “Kami belum beruntung, padahal sudah melatih adu penalti,” kata Hartadi. Setelah gagal meraih tiket final Liga 2, Sriwijaya akan mempersiapkan diri untuk bisa finis di urutan ketiga demi bisa mendapatkan satu tempat tersisa ke Liga 1 musim depan.
Sementara itu, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengucapkan rasa syukurnya atas hasil yang dipersembahkan Persita dan mampu memenuhi target lolos ke Liga 1. “Saya dibuat deg-degan sepanjang laga pertandingan dan adu penalti. Tapi saya salut atas perjuangan pemain, pelatih, manajemen, staf dan semua yang terlibat dalam tim. Terima kasih semuanya,” ungkap Zaki di hadapan skuat Persita di ruang ganti. (rbs/nda/ags)