SERANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten telah melakukan pemantauan terhadap 415 jenis barang dan jasa di Kota Serang, Tangerang, dan Cilegon secara dua mingguan maupun bulanan. Hasilnya, pada Desember 2019 sebanyak 221 komoditas mengalami perubahan harga.
Kepala BPS Provinsi Banten Adhi Wiriana mengatakan, 146 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya sebanyak 75 komoditas mengalami penurunan harga. “Itu menyebabkan inflasi pada Desember 2019 sebesar 0,21 persen dengan IHK (kenaikan indeks harga konsumen-red) dari 147,62 pada November menjadi 147,94 pada Desember,” ujar Adhi, Kamis (2/1).
Adhi mengatakan, inflasi terjadi karena didominasi oleh peningkatan harga pengeluaran bahan pokok hingga angkutan umum. Lima dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada mengalami kenaikan indeks, yakni kelompok bahan makanan mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,23 persen. Berikutnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik sebesar 0,15 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,11 persen, serta kelompok sandang naik 0,04 persen. Sementara kelompok kesehatan mengalami penurunan indeks sebesar -0,01 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga turun sebesar -0,31 persen.
Adhi mengatakan, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga cukup tinggi selama Desember antara lain komoditas bawang merah, telur ayam ras, tomat buah, labu siam, melon, dan buncis. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga paling banyak di antaranya cabai rawit, VCD/DVD player, telepon seluler, kamera, cabai merah, dan kentang.
Kata dia, perkembangan harga barang dan jasa di tiga kota IHK di Banten seluruhnya mengalami inflasi, pada Desember 2019. “Kota Serang mengalami inflasi 0,41 persen, Kota Tangerang mengalami inflasi 0,13 persen, dan Kota Cilegon mengalami inflasi 0,45 persen,” terangnya. Sedangkan, laju inflasi tahun kalender dan inflasi year on year (Provinsi Banten), Desember 2019 terhadap Desember 2018 tercatat sebesar 3,30 persen.
Di periode yang sama, lanjutnya, 26 Kota IHK yang ada di Pulau Jawa mengalami inflasi. Tiga kota yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Kota Surabaya sebesar 0,60 persen, disusul kemudian Kota Jember yaitu sebesar 0,54 persen dan Kota Purwokerto sebesar 0,51 persen. Apabila dibandingkan dengan 26 kota inflasi di Pulau Jawa, inflasi Kota Cilegon berada pada peringkat ke sepuluh. Sementara untuk Kota Serang berada pada peringkat ke-13, dan Kota Tangerang berada pada peringkat ke-26.
Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten Babar Suharso mengatakan, komoditas pangan mendapat perhatian khusus. Lantaran, komoditas itu kerap mengalami kenaikan harga pada momen tertentu. Pihaknya berupaya agar harga tetap stabil. “Kami selalu upayakan,” tuturnya. (nna/aas)