CILEGON – Pemkot Cilegon berencana akan membangun 473 sumur serapan tahun ini guna mengantisipasi persoalan banjir.
Ratusan sumur tersebut akan tersebar di 43 kelurahan di delapan kecamatan di Kota Cilegon, dan dibangun menggunakan anggaran Dana Pembangunan Wilayah Kelurahan (DPWKel) Kota Cilegon.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Cilegon Beatrie Noviana menjelaskan, teknologi sumur serapan itu akan dibangun di 11 titik di setiap kelurahan. Setiap sumur akan memiliki kedalaman dua meter dengan luas diameter satu meter.
Spesifikasi teknis sumur serapan itu telah melalui kajian oleh tenaga ahli dan diyakini menjadi salah satu solusi agar air hujan bisa langsung terserap ke dalam tanah sehingga tidak menggenang di permukaan.
“Kalau drainase kan air dialirkan langsung ke sungai atau ke laut. Kalau ini diserap langsung ke dalam tanah,” ujar Beatrie usai sosialisasi pembangunan sumur serapan di kantor Bappeda Kota Cilegon, Selasa (11/2).
Satu sumur, lanjut Beatrie bisa menampung 1,5 hingga 2 kubik atau setara 1.500 liter hingga 2.000 liter air. Jika sumur itu dibangun di tanah merah, maka serapan air akan lebih cepat.
Dengan perhitungan tersebut, diharapkan debit air yang tinggi saat musim hujan bisa tertampung sekaligus terserap oleh sumur itu, sehingga tidak langsung membanjiri lingkungan masyarakat.
Sebagai bentuk uji coba, Bappeda sudah membangun dua titik sumur serapan di halaman kantor, hasilnya, sumur itu bisa menyerap air lebih cepat dibandingkan biopori yang terbuat dari paralon.
Disinggung terkait anggaran pembuatan sumur serapan itu, lanjut Beatrie, ia memperhitungkan untuk 11 titik sumur akan menyerap anggaran hingga Rp100 juta.
Soal titik sumur, ia menyerahkan persoalan itu kepada pihak kelurahan dan kelompok masyarakat, karena mantan Asda II Kota Cilegon itu menganggap mereka lebih tahu titik mana yang paling tepat menjadi lokasi sumur serapan. (Bayu Mulyana)