LEUWIDAMAR – Pemerintah Desa Kanekes, Kecamatan Baduy memutuskan menutup objek wisata adat Baduy, mulai 16-30 Maret 2020. Penutupan tempat wisata ini bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19 yang kini telah mewabah di berbagai daerah di Indonesia.
Kepala Desa (kades) Kanekes, Kecamatan Leuwidamar Saija menyatakan, kebijakan penutupan objek wisata itu sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran Nomor: 100/23/2001/2020. Dalam surat tersebut, disebutkan Pemerintah Desa menutup sementara kegiatan saba (kunjungan) budaya Baduy selama 14 hari terhitung sejak tanggal 16-30 Maret 2020. Atas dasar itu, kata Saija, semua wisatawan, baik lokal, nasional, dan mancanegara yang berkunjung ke Baduy dilarang. “Iya kita tutup untuk sementara waktu, karena untuk mencegah menyebarnya virus corona kepada masyarakat adat Baduy,” kata Jaro Saija kepada Radar Banten, kemarin.
Dia menjelaskan, kebijakan penutupan objek wisata adat Baduy mengacu kepada Surat Edaran (SE) Bupati Lebak Nomor: 440/1367-Kesra/2020 Tentang Langkah-Langkah Pencegahan Penyebaran Corona Virus 2019. Ditambah dengan hasil musyawarah dengan lembaga adat, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan perwakilan pengusaha kerajinan di Baduy. Saija mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar kota, kecuali dalam keadaan darurat. “Masyarakat yang bepergian ke kota besar harus memeriksakan diri ke rumah sakit ketika pulang ke wilayah Lebak. Selanjutnya, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.
Saija melanjutkan, setelah masa penutupan berakhir, pihaknya akan koordinasi dan konsultasi dengan Dinas Pariwisata Lebak apakah akan membuka atau melanjutkan penutupan objek wisata ke Baduy. “Saya imbau kepada wisatawan untuk tidak datang ke Baduy terlebih dahulu. Kalau sudah dibuka kembali, baru boleh berkunjung ke sini,” katanya.
Dihubungi terpisah, Pelaksana tugas (Plt) Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Imam Rismahayadin membenarkan, untuk sementara objek wisata Baduy ditutup. Tujuannya, untuk mengantisipasi penyebaran virus corona ke Lebak. Imam berharap, seluruh masyarakat Lebak ikut menyosialisasikan kebijakan yang telah diambil Pemerintah Desa (Pemdes) Kanekes itu. Sehingga, tidak ada wisatawan yang datang dan akhirnya kecewa karena dilarang masuk ke wilayah adat Baduy. “Penutupan objek wisata budaya Baduy merupakan keputusan Pemerintah Desa dengan lembaga adat di sana. Pemerintah Daerah sendiri hanya menyampaikan arahan dan mereka sebelumnya telah koordinasi,” jelasnya.
Imam meyakini, mewabahnya virus corona di Indonesia akan berdampak terhadap pariwisata di Lebak. Seperti yang dialami kegiatan pariwisata di daerah lain yang lebih dulu terpukul oleh mewabahnya virus corona. Misalnya, obyek wisata Bali, Lombok, dan obyek wisata lain di Jakarta. “Tahun ini, kita targetkan kunjungan wisatawan sebanyak 1,5 juta orang. Saya berharap, jumlah kunjungan tetap tercapai, walaupun sekarang kita dihantam dengan mewabahnya virus corona,” katanya.
Imam menambahkan, selain perjalanan wisata ke Baduy, Pemkab Lebak juga telah menutup Museum Multatuli dan Perpustakaan Saidja Adinda. Dua obyek wisata itu ditutup sampai akhir Maret 2020. “Lokasi wisata lain di Lebak kita imbau tetap waspada. Lakukan bersih-bersih di lokasi wisata untuk mencegah penyebaran virus corona,” katanya. (tur/zis)