PANDEGLANG, RADARBANTEN.CO.ID – Mantan Napiter (Narapidana Teroris ) yang tergabung dalam Koperasi Bina Insaf Mandiri (BIM) berhasil menanam kopi jenis Arabika di Puncak Gunung Karang, tepatnya di Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Kopi jenis Arabika ditanam Napiter bersama dengan petani di lahan Perhutani petak 27, Gunung Karang seluas 50 hektar yang masuk wilayah administratif, Desa Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang.
Adapun Koperasi Bina Insaf Mandiri mendapatkan pembinaan langsung dari Densus 88.
Mantan Napiter dan juga selaku Ketua Koperasi Bina Insaf Mandiri Badri Wijaya mengatakan, jumlah bibit pohon kopi ditanam sebanyak 100 ribu batang pohon kopi sepanjang tahun 2021 dan tahun 2022.
“Pohon kopi hasil penanaman napiter dan petani saat ini sebagian besar sudah tumbuh subur. Bahkan ada yang sudah mulai mengeluarkan bunga,” katanya kepada RADARBANTEN.CO.ID, Senin (12/12).
Pohon kopi mengeluarkan bunga merupakan hasil penanaman tahun 2021. Sedangkan yang tahun 2022 baru tumbuh daun dan batang.
“Adapun untuk panen kemungkinan baru bisa dimulai tahun 2023 mendatang. Karena memang masa panen kopi Arabika dari mulai kuncup bunga hingga masa panen sekira 6-8 bulan,” katanya.
Selain menanam kopi, Eks Napiter juga menanam pohon alpukat jenis Aligator dan Miki. Jumlah yang ditanam sebanyak 1.000 bibit pohon Alpukat.
“Saat ini sudah mulai berbunga. Untuk waktu panen sama nanti tahun depan karena memang buah alpukat biasanya tua setelah 6-7 bulan dari saat bunga mekar,” katanya.
Lebih lanjut Badri mengungkapkan, jumlah tanaman alpukat rencananya akan dilakukan penambahan 1000 batang lagi. Sesuai rencana awal akan menanam 2.000 pohon.
“Sedangkan untuk tanaman kopi kita tengah mengajukan sebanyak 20.000 batang bibit pohon. Diperuntukan sebagai tanaman penyulaman atau mengganti tanaman kopi yang mati,” katanya.
Lebih lanjut Badri mengungkapkan, tujuan awal membuka lahan perkebunan kopi karena memang melihat kondisi Gunung Karang sudah kritis. Bilamana tidak segera ditangani dikhawatirkan menyebabkan bencana banjir dan longsor.
“Oleh karena itu kita menjalin kerjasama dengan Perhutani dan petani setempat. Dengan mengolah lahan menjadi perkebunan kopi yang dinilai memilki akar kuat mencengkram tanah dan masuk tanaman produktif,” katanya.
Reporter : Purnama Irawan
Editor : Merwanda