RADARBANTEN.CO.ID – Salah satu film garapan Fajar Bustomi yaitu film Buya Hamka sukses membuat pecinta film berbondong-bondong untuk menyaksikannya.
Tak terkecuali tokoh agama, Ustad Abdul Somad atau yang biasa dikenal dengan UAS mengakan acara nonton bersama yang dilaksanakan pada 4 Mei 2023 di Pekanbaru.
Ada beberapa catatan UAS setelah menonton film Buya Hamkan dalam momen nobar bersama KH Luqmanul Hakim dan para santri.
Dilansir RADARBANTEN.CO.ID dari youtube Tabung Wakaf Umat Official, inilah catatan delapan catatan UAS setelah menonton film Buya Hamka.
1. Setelah menonton film Buya Hamka UAS merasa diringkankan bebannya, menurutnya apa yang dia hadapi saat ini tidak sebanding dengan dakwah yang dilakukan Buya Hamka yang saat itu juga jaman penjajahan Jepang dan Belanda.
“meringankan beban saya, seakan-akan saya diberikan pesan “Hai Abdul Somad apa yang kamu terima selama ini belum ada apa-apanya,” Kata UAS yang dikutip pada 12 Mei 2023.
2. Sosok Hebat Umi Raham. Dibalik perjuangan Buya Hamka ada keikhlasan dan kasih sayang serta dorongan dari Umi Raham.
“Kata-kata umi Raham membangkitkan semangat Buya Hamka, jadi kalau suamimu dijatuhkan oleh orang di tengah lapang, bangkitkanlah semangatnya di rumah,” lanjut UAS.
3. Tetap berkarya di tengah penjajahan Jepang dan Belanda.
Menurut UAS pada zamannya Buya Hamka saat itu tidak ada internet dan kecanggihan teknologi seperti saat ini. Namun Buya Hamka mampu membuat karya menggunakan mesin tik walaupun mendapatkan perlakuan kejam dari pemerintah Jepang dan Belanda beliau tetap semangat menulis hingga terbitlah karyanya yang berjudul “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” dan “Di Bawah Lindungan Ka’bah”
“Kita dengan ada laptop. Bahkan tidak menulis sama sekali, tinggal ngomong langsung tulisannya muncul. Tidak berkarya bahkan setelah menonton film ini amat sangat malu dengan Buya Hamka,” sambung UAS
4. Dibalik kehabatan Buya Hamka ada banyak pukulan.
Dibalik perjuangan dan kehebatan Buya Hamka menyebarkan agama Islam, ada banyak pengorbanan serta pukulan untuk menguatkan perjalanan Buya Hamka dalam menyebarkan ajaran Islam.
“ternyata di balik kehebatan Buya Hamka, itu pukulan. Meninggal seorang anak saat perantauan. Di saat caci maki sumpah serapah orang datang, disitu pula ayah meninggal dunia. Pukulan bertubi-tubi datang itu untuk menguatkan,” Kata UAS
5. Menonton Film Buya Hamka Menyempurnakan mengenal sosoknya.
Bagi UAS yang sudah pernah mendengar ceramah dan membaca buku Buya Hamka, dengan menonton film Buya Hamka diibaratkan seperti menjadi potongan puzzle yang hampir sempurna untuk mengenal dan mengetahui perjuangannya dalam menyebarkan dakwah Islam.
6. UAS baru tahu rahasia kenapa lampu bioskop sengaja dimatikan saat menonton, supaya Hadziq yang duduk di samping UAS tidak sampai tahu bahwa UAS menangis ketika menonton film Buya Hamka karena haru.
7. UAS merasa fajar telah terbit. Karena Fajar Bustomi Iskandar telah hadirkan film hebat untuk bangsa ini. UAS juga mengatakan bahwa Fajar film telah sukses berdakwah dengan mengikuti zaman. UAS juga mendoakan keberkahan dan kesuksesan Fajar film dalam berdakwah.
8. Di film ini UAS merasa bangga semua bintang film berbahasa Minang. Unsur budayanya sangat kuat. Pada akhirnya semuanya akan menjadi orang Minang pada waktunya.
Jadi, itu dia delapan catatan Ustadz Abdul Somad (UAS) tentang film Buya Hamka.